Kendari (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut pasar modal di provinsi tersebut didominasi Reksa Dana mencapai 32.335 rekening investasi sepanjang Januari hingga April 2022.

Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Maulana Yusuf di Kendari, Rabu, mengatakan pasar modal di Sulawesi Tenggara meliputi saham, Reksa Dana, dan Surat Berharga Negara (SBN).

"Rekening investasi terbanyak di pasar modal yang ada di Sulawesi Tenggara yaitu Reksa Dana mencapai 32.335, posisi kedua saham mencapai 14.635 rekening investasi dan Surat Berharga Negara sebanyak 1.223 rekening investasi," katanya.

Dia menyebut, kondisi pasar modal di Sultra meningkat signifikan salah satunya Reksa Dana dimana rekening investasi pada April 2021 tercatat 15.377, lalu pada April 2022 naik 110,28 persen atau menjadi 32.345 rekening.

Kondisi serupa juga terjadi pada saham, yang meningkat 68,8 persen dari periode April 2022 tercatat 8.670 rekening investasi menjadi 14.635 pada April 2022. Begitu juga pada Surat Berharga Negara dari 814 pada April 2021 naik menjadi 1.223 rekening atau meningkat sebesar 50,25 persen.

Menurutnya, tren pasar modal di Sultra mengalami peningkatan yang cukup signifikan sering peningkatan literasi masyarakat yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan dan perusahaan investasi termasuk Bursa Efek Indonesia setempat.

"Ini dipengaruhi kegiatan edukasi oleh OJK dan pembukaan galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Sultra yang dilakukan di beberapa kampus sehingga meningkatkan literasi khususnya di lingkup mahasiswa sehingga tertarik untuk berinvestasi," ujar dia.

Selain itu, meningkatnya saham saat ini karena adanya kemudahan dimana seseorang dapat berinvestasi hanya dengan modal Rp100 ribu.

Dia menambahkan, peningkatan pangsa pasar modal di Sulawesi Tenggara juga disebabkan oleh tumbuhnya beberapa perusahaan efek yang ada di Sultra yakni PT RHB Sekuritas, PT Indo Premier Sekutitas, PT MNC Sekuritas, dan PT Phintraco Sekuritas.

Empat perusahaan ini, lanjut Maulana, aktif melakukan edukasi kepada masyarakat, karena industri jasa keuangan diwajibkan untuk melakukan edukasi sehingga masyarakat lebih memahami terkait manfaat dan risiko yang melekat di industri jasa keuangan.

"Sehingga secara tidak langsung dengan memberikan edukasi, masyarakat dapat terlindungi, jangan sampai minat masyarakat untuk investasi ini malah terjebak pada investasi ilegal, tetapi dengan edukasi mereka bisa menyalurkan ke investasi legal yang terdaftar dan berizin di OJK," kata Maulana.

Terpisah, Pelaksana Harian Kepala Kantor Perwakilan BEI Sultra Ricky mengatakan saat ini pihaknya telah mendirikan sebanyak 12 galeri investasi di antaranya Kota Kendari sembilan galeri, Baubau dua galeri dan Kabupaten Konawe satu galeri.

Di Kota Kendari, Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari, Galeri Investasi Syariah STIE66 Kendari, Galeri Investasi Syariah IAIN Kendari, Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Kendari, Galeri Investasi Universitas Sulawesi Tenggara.

"Kemudian Galeri Investasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari, Galeri Investasi Edukasi SMA Swasta Satria Kendari, Galeri Investasi Edukasi SMK Swasta Satria Kendari, dan Galeri Investasi KADIN Sulawesi Tenggara," jelasnya.

Selanjutnya, di Kota Baubau galeri investasi BEI yakni Galeri Investasi Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Buton

"Lalu di Kabupaten Konawe, kami baru punya satu galeri investasi yaitu Galeri Investasi Universitas Lakidende," katanya.

Dia menjelaskan, galeri investasi BEI menyediakan semua informasi mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024