Magelang (ANTARA) - Sekitar 2.000 lampion diterbangkan dalam perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE di Taman Wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin malam.
Ketua Panitia Penerbangan Lampion Waisak 2566 BE di Candi Borobudur, Agus Jaya mengatakan penerbangan lampion dibagi menjadi dua kelompok.
"Penerbangan lampion pertama dilakukan pukul 19.30 WIB dan kedua sekitar pukul 22.00 WIB," katanya.
Ia menjelaskan lampion yang diterbangkan kali ini berdiameter 90 centimeter dan tinggi satu meter.
"Ukuran dan bahan lampion itu standar yang sangat aman, karena bahan dari kertas khusus dan kerangkanya dari bambu. Pada saat ketinggian tertentu dan sumbunya menyala dia akan lebih sempurna, terbang melaju dengan ketinggian tertentu dan akhirnya terbakar, sehingga 'clear'," katanya.
Ia menyampaikan lampion tersebut didatangkan dari Thailand.
Menurut dia, lampion tersebut tidak bisa diterbangkan di atas pukul 23.00 WIB karena embun sudah turun.
"Penerbangan lampion ini sudah mendapat izin dan saat lampion diterbangkan tidak ada penerbangan di bandara," katanya.
Agus menuturkan setiap perayaan Waisak memang ada pelepasan lampion karena kegiatan ini bagian ritual perayaan Waisak yang diselenggarakan Walubi.
"Makna penerbangan lampion ini universal sekali, karena bukan umat Buddha saja yang bisa ikut, dari semua agama bisa duduk bareng di sini, kami berdoa di candi agung ini banyak berjodoh, makanya acara penerbangan lampion ini sebagai magnet bagi semua peserta perayaan Waisak," katanya.
Ketua Panitia Penerbangan Lampion Waisak 2566 BE di Candi Borobudur, Agus Jaya mengatakan penerbangan lampion dibagi menjadi dua kelompok.
"Penerbangan lampion pertama dilakukan pukul 19.30 WIB dan kedua sekitar pukul 22.00 WIB," katanya.
Ia menjelaskan lampion yang diterbangkan kali ini berdiameter 90 centimeter dan tinggi satu meter.
"Ukuran dan bahan lampion itu standar yang sangat aman, karena bahan dari kertas khusus dan kerangkanya dari bambu. Pada saat ketinggian tertentu dan sumbunya menyala dia akan lebih sempurna, terbang melaju dengan ketinggian tertentu dan akhirnya terbakar, sehingga 'clear'," katanya.
Ia menyampaikan lampion tersebut didatangkan dari Thailand.
Menurut dia, lampion tersebut tidak bisa diterbangkan di atas pukul 23.00 WIB karena embun sudah turun.
"Penerbangan lampion ini sudah mendapat izin dan saat lampion diterbangkan tidak ada penerbangan di bandara," katanya.
Agus menuturkan setiap perayaan Waisak memang ada pelepasan lampion karena kegiatan ini bagian ritual perayaan Waisak yang diselenggarakan Walubi.
"Makna penerbangan lampion ini universal sekali, karena bukan umat Buddha saja yang bisa ikut, dari semua agama bisa duduk bareng di sini, kami berdoa di candi agung ini banyak berjodoh, makanya acara penerbangan lampion ini sebagai magnet bagi semua peserta perayaan Waisak," katanya.