Baubau (ANTARA) - Satuan Kepolisian Air dan Udara (Satpolairud) Polres Baubau, Sulawesi Tenggara, mengamankan seorang nelayan warga Dusun Potoa, Desa Wadiabero, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, yang diduga membawa bahan peledak untuk melakukan pengeboman di laut Teluk Kolowa guna mencari ikan di perairan ini.

Kepala Kepolisian Resor Baubau AKBP Erwin Pratomo di Baubau, Jumat, menuturkan pelaku BS (47) diamankan atas penguasaan bahan peledak tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah pada Senin (9/5) sekitar pukul 18.00 Wita.

"Pelaku diamankan saat Satpolairud melaksanakan penyelidikan dugaan tindak pidana di perairan di wilayah hukum Polres Baubau. Berdasarkan informasi dari masyarakat ada tindak pidana penyalahgunaan handak (bahan peledak) tersebut," kata Kapolres didampingi Kaur Bin Ops Satpolairud Iptu Fajiri dan Kepala Seksi Humas Polres Baubau Iptu Abdul Rahmat dalam konferensi pers di Mapolres Baubau.

Kronologi kejadian berawal saat beberapa personel Satpolairud dengan menggunakan satu jenis perahu katinting melaksanakan tugas penyelidikan tiba di perairan Teluk Kolowa, tepatnya di Dusun Potoa, sekitar pukul 16.00 Wita.

"Tim Gakum Satpolairud yang melakukan pemantauan terhadap terduga pelaku melihat ada beberapa perahu sedang berkumpul pada satu titik yang diduga akan melakukan tindak pidana penyalahgunaan handak. Namun karena faktor cuaca, beberapa nelayan yang ada dititik itu langsung membubarkan diri," ujarnya.

Tak berhenti sampai di situ, lanjut Kapolres Erwin, tim kemudian membuntuti salah satu perahu yang dicurigai membawa bahan peledak sampai di tempat tujuan pelaku di perairan Dusun Potoa. Saat tim mendekati perahu pelaku, tim melihat barang mencurigakan di atas perahu lalu melakukan pemeriksaan dan menemukan barang yang diduga bahan peledak di perahu pelaku.

"Bahwa pelaku sengaja membawa handak tersebut dan akan digunakan untuk melakukan pemboman untuk mencari ikan. Adapun caranya pelaku membawa dan menyimpan bahan peledak tersebut di atas perahu disimpan ke dalam boks warna hijau," ujar mantan Kapolres Konawe Selatan ini.

Bahan peledak berbahaya itu, lanjut dia, rencananya akan digunakan untuk melakukan pengeboman di sekitar perairan daerah itu lalu ikannya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan.

"Adapun barang bukti yang diamankan yakni, satu botol handak yang dikemas dalam botol Kratingdeng 150 ml siap pakai/siap ledak, satu botol handak yang dikemas dalam botol sirup Marjan 460 ml siap pakai/siap ledak, satu korek api gas warna putih, satu bungkus rokok, satu perahu katinting warna biru, satu unit sampan ukuran kecil, satu senter kepala warna hitam," ujarnya.

Saat ini pelaku dan barang bukti sudah diamankan di Satpolairud Polres Baubau. Pelaku akan dikenakan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat No 12 tahun 1951/DRT/1951/LN No 78 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak dengan ancaman pidana hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara paling lama 20 tahun.

Atas kejadian itu, Kapolres Erwin mengimbau masyarakat tidak menyimpan atau menggunakan bahan peledak sebagai alat penangkap ikan. Selain membahayakan diri sendiri, juga  menyebabkan kerusakan ekosistem laut terutama pertumbuhan ikan yang pada akhirnya akan merugikan nelayan sendiri.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024