Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Royke Tumilaar menyatakan alasan pihaknya membentuk bank digital adalah dalam upaya menjembatani para pelaku UMKM untuk bisa tembus ke pasar global.

“Kita fokus nanti kembangin digital bank yang fokus di UMKM,” katanya dalam Infobank Digital Brand Awards 2022 di Jakarta, Kamis.

Selain itu Royke menuturkan pihaknya juga ingin berbeda dari yang lain ketika banyak bank digital yang fokus pada consumer, namun bank digital yang dibangun BNI akan fokus pada UMKM.

Menurutnya, bank digital akan menurunkan operational risk yang saat ini cukup tinggi seiring dengan dibutuhkannya operational cost yang murah jika ingin masuk ke segmen UMKM.

“Kita fokus pada UMKM dengan cost sangat murah. Mudah-mudahan ini akan menurunkan operational risk yang sekarang cukup tinggi. Kalau untuk masuk ke segmen itu, seyogyanya harus dengan operational cost yang sangat murah,” jelasnya.

Royke menegaskan pembentukan bank digital yang fokus pada UMKM sekaligus upaya BNI dalam memanfaatkan transformasi digital di era pandemi COVID-19.



Terlebih lagi, potensi segmen UMKM sangat luas bahkan di luar negeri, dengan adanya 8 juta diaspora Indonesia yang akan mengembangkan pasar UMKM di kancah internasional.

“Diaspora Indonesia ada 8 juta, ini bisa jadi potensial buyer bagi UMKM atau membantu UMKM untuk masuk di pasar negara itu,” tegasnya.

BNI sendiri saat ini sedang dalam proses menyelesaikan akuisisi Bank Mayora untuk menjadi bank digital.

Royke mengatakan langkah tersebut bukan hanya sekadar mengakuisisi bank namun pihaknya juga mencari partner teknologi yang akan membantu agar penetrasinya lebih baik.

Perusahaan teknologi yang akan menjadi mitra BNI dalam membangun bank digital ini nanti juga membantu agar volatilitas atau risiko UMKM dapat dimitigasi dengan baik.

“Ini akan membantu kita agar penetrasinya lebih baik dan volatilitas atau risiko UMKM itu bisa kita mitigasi dengan baik. Karena konvensional bank rata-rata kalau terlalu agresif cost-nya mahal,” kata Royke.



 

Pewarta : Astrid Faidlatul Habibah
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024