Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan, nilai ekspor di bulan Februari 2022 mencapai 314,15 juta dolar Amerika Serikat (AS) menurun sebesar 21,50 persen dibanding ekspor Januari 2022 yang tercatat 400,19 juta dolar AS.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti di Kendari, Jumat mengatakan dari seluruh nilai ekspor itu volume tercatat sebesar 149,13 ribu ton atau turun sebesar 20,47 persen dibanding volume ekspor Januari 2022 yang tercatat 187,52 ribu ton.
Ia mengatakan, penurunan terbesar ekspor Sulawesi Tenggara pada Februari 2022 terjadi pada komoditas besi dan baja senilai 87,08 juta ( turun 21,91 persen). Sementara sektor yang di ekspor didominasi oleh bahan industri pengolahan sebesar 313,97 juta (99,94 persen).
"Ekspor Sulawesi Tenggara terbesar ke negara Tiongkok yaitu 301,13 juta dolar, disusul India senilai 8,02 juta dolar dan Amerika Serikat senilai 3,03 juta dolar.
Sementara nilai impor Sulawesi Tenggara pada periode yang sama di Februari 2022 mencapai 74,57 juta dolar, juga turun 63,12 persen dibandingkan Januari 2022 atau naik 5,03 persen dibandingkan Februari 2021.
Sedangkan volume impor senilai 36,99 ribu ton, turun 89,32 persen dibandingkan Januari 2022 atau turun 83,06 persen dibandingkan Februari 2021.Penurunan impor golongan barang terbesar Februari 2022 dibandingkan Januari 2022 adalah Besi dan Baja yaitu sebesar US$42,86 juta (turun 60,39 persen).
Menurut Agnes, tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Februari 2022 adalah Tiongkok 49,47 juta dolar (66,34 persen), Kazakhstan 14,31 juta dolar (19,18 persen), dan India US5,87 juta dolar (7,87 persen).
Adapun menurut golongan penggunaan barang, secara kumulatif nilai impor Januari- Februari 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan bahan baku senilai US25,89 juta dolar (10,56 persen). Sedangkan barang konsumsi turun 76,98 persen atau senilai 0,19 juta dolar dan barang modal naik 234,00 persen atau senilai 40,24 juta dolar.
"Kecuali, neraca perdagangan Sulawesi Tenggara pada bukan yang sama di Februari 2022 itu justru kita mengalami surplus 239,57 juta dolar," ujarnya.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti di Kendari, Jumat mengatakan dari seluruh nilai ekspor itu volume tercatat sebesar 149,13 ribu ton atau turun sebesar 20,47 persen dibanding volume ekspor Januari 2022 yang tercatat 187,52 ribu ton.
Ia mengatakan, penurunan terbesar ekspor Sulawesi Tenggara pada Februari 2022 terjadi pada komoditas besi dan baja senilai 87,08 juta ( turun 21,91 persen). Sementara sektor yang di ekspor didominasi oleh bahan industri pengolahan sebesar 313,97 juta (99,94 persen).
"Ekspor Sulawesi Tenggara terbesar ke negara Tiongkok yaitu 301,13 juta dolar, disusul India senilai 8,02 juta dolar dan Amerika Serikat senilai 3,03 juta dolar.
Sementara nilai impor Sulawesi Tenggara pada periode yang sama di Februari 2022 mencapai 74,57 juta dolar, juga turun 63,12 persen dibandingkan Januari 2022 atau naik 5,03 persen dibandingkan Februari 2021.
Sedangkan volume impor senilai 36,99 ribu ton, turun 89,32 persen dibandingkan Januari 2022 atau turun 83,06 persen dibandingkan Februari 2021.Penurunan impor golongan barang terbesar Februari 2022 dibandingkan Januari 2022 adalah Besi dan Baja yaitu sebesar US$42,86 juta (turun 60,39 persen).
Menurut Agnes, tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Februari 2022 adalah Tiongkok 49,47 juta dolar (66,34 persen), Kazakhstan 14,31 juta dolar (19,18 persen), dan India US5,87 juta dolar (7,87 persen).
Adapun menurut golongan penggunaan barang, secara kumulatif nilai impor Januari- Februari 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan bahan baku senilai US25,89 juta dolar (10,56 persen). Sedangkan barang konsumsi turun 76,98 persen atau senilai 0,19 juta dolar dan barang modal naik 234,00 persen atau senilai 40,24 juta dolar.
"Kecuali, neraca perdagangan Sulawesi Tenggara pada bukan yang sama di Februari 2022 itu justru kita mengalami surplus 239,57 juta dolar," ujarnya.