Kolaka (ANTARA) - Sebanyak 394 mahasiswa Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Sulawesi Tenggara dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) melaksanakan praktik pengalaman lapangan di tiga Kabupaten yang ada di daerah itu mulai tanggal 14 Februari hingga 31 Maret 2022.
Dekan FKIP USN Kolaka,Nur Ihsan mengatakan,mahasiswa yang diterjunkan di sekolah-sekolah yang menjadi lokasi penempatan kegiatan PPL itu adalah para mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di FKIP.
Diantaranya kata Ihsan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Geografi, Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan Pendidikan Jasmani.
“Pada prinsipnya kegiatan PPL sudah jadi agenda rutin tahunan FKIP, dan para mahasiswa ditingkat akhir harus melaksanakan atau praktik mengajar dan giat lainnya di sekolah yang telah dutetapkan karena mereka memang dipersyaratkan mengikutinya," katanya.
Kegiatan PPL lanjut dia merupakan salah satu membentuk kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik yang memenuhi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial, dan profesional yang tentunya membutuhkan "real classroom teaching" sebagai wadah implementasi teori-teori pendidikan dan pembelajaran yang diperoleh mahasiswa selama dibangku kuliah.
Untuk tahun ini jelas Ihsan PPL dilakukan secara tatap muka berbeda dengan tahun lalu dikarenakan sebagian besar sekolah saat pademi COVID-19 tidak dapat melaksanakan sebagaimana layaknya.
" Beuntung tahun ini adik mahasiswa bisa melakukan PPL dengan tatap muka berbeda dengan tahun lalu di mana semua sekolah melaksanakan pembelajaran secara daring," jelas Nur Ihsan.
Sementara ketua pelaksana PPL Suriaman,secara terpisah menjelaskan, jumlah mahasiswa yang melaksanakan PPL dengan rincian Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia 66 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 71 Orang, Pendidikan Matematik 38 Orang, Pendidikan Geografi 80 Orang, PPKn 18 Orang, Pendidikan Kimia 21 Orang, Pendidikan Biologi 60 Orang, dan Pendidikan Jasmani 40 Orang.
Sedangkan sebaran sekolah masing-masing Kabupaten Kolaka sebanyak 25 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat), Kabupaten Bombana 11 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat), dan Kabupaten Kolaka Timur sebanyak 9 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat).
“Adapun karateristik peserta PPL berdasarkan angkatan yakni 2016, 2017 dan 2018, dengan 98 mahasiswa serta 296 mahasiswi yang tersebar di Kabupaten Bombana 68 Orang, Kabupaten Kolaka 262 Orang, dan Kabupaten Koltim 64 Orang, “ katanya.
Begitu juga dengan dosen pembimbing Takwa, kepada media ini mengungkapkan, kegiatan PPL amat substansial bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi sarjana strata satu (S1).
“Bagaimanapun juga mereka adalah calon guru, sudah tidak asing lagi dengan giat PPL seperti di perguruan tinggi (PT) manapun di Indonesia harus melakukan kegiatan ini," jelas Takwa.
Takwa juga menjelaskan tidak bisa dipungkiri, tugas seorang guru maupun calon guru, tidak bisa tergantikan oleh kemajuan teknologi kalau hanya sekedar mengajar dimana saat ini guru bisa saja mengajar tanpa harus tatap muka langsung dengan siswa di sekolah.
Namun, ada hal yang sangat mendasar bahwa tugas mendidik dan membimbing itulah, serasa seorang guru maupun calon guru harus bertemu secara langsung dengan siswa di sekolah,jelas mantan wartawan harian salah satu media cetak yang ada di Sulawesi Tenggara itu.
Dekan FKIP USN Kolaka,Nur Ihsan mengatakan,mahasiswa yang diterjunkan di sekolah-sekolah yang menjadi lokasi penempatan kegiatan PPL itu adalah para mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di FKIP.
Diantaranya kata Ihsan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Geografi, Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan Pendidikan Jasmani.
“Pada prinsipnya kegiatan PPL sudah jadi agenda rutin tahunan FKIP, dan para mahasiswa ditingkat akhir harus melaksanakan atau praktik mengajar dan giat lainnya di sekolah yang telah dutetapkan karena mereka memang dipersyaratkan mengikutinya," katanya.
Kegiatan PPL lanjut dia merupakan salah satu membentuk kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik yang memenuhi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial, dan profesional yang tentunya membutuhkan "real classroom teaching" sebagai wadah implementasi teori-teori pendidikan dan pembelajaran yang diperoleh mahasiswa selama dibangku kuliah.
Untuk tahun ini jelas Ihsan PPL dilakukan secara tatap muka berbeda dengan tahun lalu dikarenakan sebagian besar sekolah saat pademi COVID-19 tidak dapat melaksanakan sebagaimana layaknya.
" Beuntung tahun ini adik mahasiswa bisa melakukan PPL dengan tatap muka berbeda dengan tahun lalu di mana semua sekolah melaksanakan pembelajaran secara daring," jelas Nur Ihsan.
Sementara ketua pelaksana PPL Suriaman,secara terpisah menjelaskan, jumlah mahasiswa yang melaksanakan PPL dengan rincian Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia 66 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 71 Orang, Pendidikan Matematik 38 Orang, Pendidikan Geografi 80 Orang, PPKn 18 Orang, Pendidikan Kimia 21 Orang, Pendidikan Biologi 60 Orang, dan Pendidikan Jasmani 40 Orang.
Sedangkan sebaran sekolah masing-masing Kabupaten Kolaka sebanyak 25 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat), Kabupaten Bombana 11 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat), dan Kabupaten Kolaka Timur sebanyak 9 sekolah (SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat).
“Adapun karateristik peserta PPL berdasarkan angkatan yakni 2016, 2017 dan 2018, dengan 98 mahasiswa serta 296 mahasiswi yang tersebar di Kabupaten Bombana 68 Orang, Kabupaten Kolaka 262 Orang, dan Kabupaten Koltim 64 Orang, “ katanya.
Begitu juga dengan dosen pembimbing Takwa, kepada media ini mengungkapkan, kegiatan PPL amat substansial bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi sarjana strata satu (S1).
“Bagaimanapun juga mereka adalah calon guru, sudah tidak asing lagi dengan giat PPL seperti di perguruan tinggi (PT) manapun di Indonesia harus melakukan kegiatan ini," jelas Takwa.
Takwa juga menjelaskan tidak bisa dipungkiri, tugas seorang guru maupun calon guru, tidak bisa tergantikan oleh kemajuan teknologi kalau hanya sekedar mengajar dimana saat ini guru bisa saja mengajar tanpa harus tatap muka langsung dengan siswa di sekolah.
Namun, ada hal yang sangat mendasar bahwa tugas mendidik dan membimbing itulah, serasa seorang guru maupun calon guru harus bertemu secara langsung dengan siswa di sekolah,jelas mantan wartawan harian salah satu media cetak yang ada di Sulawesi Tenggara itu.