Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan penambahan kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta yaitu mencapai 1.739 orang hingga Minggu, pukul 12.00 WIB.
 
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, mencatat penambahan kasus COVID-19 itu diikuti Provinsi Jawa Barat 485 orang, Banten 454 orang, Jawa Timur 69 orang dan Bali 48 orang.
 
Kasus terkonfirmasi positif itu menambah jumlah kasus harian nasional COVID-19 mencapai 2.925 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 4.286.378 orang.
 
 
Sementara itu tercatat, pasien sembuh COVID-19 harian terbanyak dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta 517 orang, Jawa Timur 44 orang, Kalimantan Timur 36 orang, Jawa Barat 32 orang dan Banten 18 orang.
 
Dengan demikian, secara nasional angka kesembuhan harian bertambah 712 orang, sehingga total mencapai 4.123.267 orang.
 
Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 14 orang yakni di Provinsi DKI Jakarta enam orang, Jawa Barat tiga orang, Sulawesi Utara dua orang, dan Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan masing-masing satu orang, sehingga total mencapai 144.220 jiwa.
 
 
Satgas COVID-19 juga mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 18.891 kasus aktif, naik 2.199 orang dibandingkan hari sebelumnya Sabtu (22/1).
 
Selain itu terdapat pula 4.470 orang yang masuk dalam kategori suspek.
 
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 251.907 spesimen dari 163.826 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
 
 
Tingkat positif atau positivity rate spesimen harian adalah 2,14 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 1,79 persen.
 
Sementara itu, Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan bahwa gelombang ketiga kasus COVID-19 berpotensi terjadi di Indonesia.
 
"Potensi gelombang tiga sangat jelas. Bicara potensi gelombang, maka bicara adanya kelompok masyarakat atau populasi yang belum memiliki imunitas atau meski sudah memiliki imunitas, imunitasnya menurun," ujar Dicky Budiman.
 
 
Berdasarkan kajian, katanya, imunitas yang didapat dari vaksinasi COVID-19 terbukti menurun setelah lima bulan usai vaksinasi lengkap.

"Tidak ada yang bertahan lama, itu faktanya. Karena itulah potensi adanya lonjakan kasus yang disebabkan Omicron sudah sangat jelas. Apalagi, kecepatan infeksinya lebih cepat dibandingkan Delta," tuturnya.
 
 
 

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024