Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari bekerja sama dengan Divisi Regional (Divre) Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk memasarkan beras organik merek Owoha kepada masyarakat kota itu.

"Untuk tahap awal, beras organik ini akan kita pasarkan kepada Aparat Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkot Kendari yang jumlahnya kurang lebih 7.000 orang," kata Sekda Kota Kendari, Nahwa Umar, saat sosialisasi beras lokal organik Owoha di Kendari, Senin.

Ia mengatakan kebanyakan ASN berdasarkan laporan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lebih menyukai Beras Owoha, sehingga mereka selalu berharap stok beras tersebut selalu tersedia .

"Harapannya dengan disalurkan Ohowa ini ke OPD dan masyarakat Kota Kendari, kelompok tani yang ada di persawahan Amohalo Kendari bisa mengolah langsung hasil panen mereka agar bisa di salurkan secepatnya,” kata Nahwa.

Nahwa menyebutkan alasan melibatkan Bulog dalam penyaluran Beras Owoha kepada ASN lingkup Pemkot Kendari agar lebih profesional dan agar tidak ada permainan harga.

Sementara itu Kepala Divre Bulog Sultra Siti Mardati Saing mengatakan potensi pasar dengan jumlah penduduk di Kota Kendari kurang lebih 340 ribu jiwa, kebutuhan pangan beras sekitar 102 ton per hari, merupakan peluang untuk melakukan kerja sama dalam penyaluran Beras Owoha.

Mardati Saing juga mengaku pihaknya sangat mendukung pengembangan agro wisata pertanian organik Amohalo berdasarkan pengembangan Desa Organik dan adanya Perda Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Lahan dan Pangan yang berkelanjutan yang menjadi acuan Bulog.

"Data yang kami peroleh bahwa ketersediaan lahan untuk pengembangan sawah atau padi luasnya kurang lebih 450 hektare, produksinya rata-rata sebanyak 5 ton per hektare dan dua kali tanam dalam setahun yang dilakukan 17 kelompok tani yang ada di Amohalo,” tambahnya.

Kepala Dinas Pertanian Kendari Siti Ganef mengatakan saat ini produksi lahan pertanian di wilayah Amohalo Kecamatan Baruga sebanyak 918 ton beras.

"Selama ini beras petani hanya terserap melalui mekanisme pasar, kadang petani masih mengeluh rugi karena biasanya harga beli lebih murah," ungkapnya.

Ia menambahkan berdasarkan jumlah pegawai yang saat ini berjumlah sekira 6 ribu orang, maka setiap bulan harus disediakan minimal 60 ton, sebab Beras Owoha dikemas per 10 kg.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024