Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menyingkronisasi data cakupan vaksinasi dengan semua lintas sektor yang terlibat pada program nasional dalam memutus mata rantai COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Rabu mengatakan dalam menyingkronisasi data cakupan vaksinasi, pihaknya bersama lintas sektor seperti Polda Sultra, Polres Kendari, Kodim 1417/Kendari, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menggelar pertemuan rekonsiliasi data vaksinasi bermasalah NIK dan P-care.

"Kegiatan ini untuk mengklopkan selisih data yang ada secara manual dengan data yang ada dalam aplikasi. Ini kegiatan rekonsiliasi data antara data manual yang kami punya dengan data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN)," katanya.

Menurut Rahminingrum, kondisi ini bukan hanya terjadi di Kota Kendari tetapi hampir di seluruh daerah lainnya yang ada di Indonesia juga mengalami hal yang sama yakni tidak sinkronisasinya antara data manual dan data KPCPEN.

Permasalahan yang didapatkan yakni masalah NIK dimana ditemukan adanya NIK yang ganda saat penginputan, kedua seseorang sudah divaksin, tetapi bisa saja datanya belum terinput.


 

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum , Rabu (5/1/2021). (ANTARA/Harianto)

 

Rahminingrum menyebut, di Kota Kendari selisih dosis pertama sebanyak 1.647, data ini lebih banyak di data manual dan untuk selisih dosis kedua itu 2.700 lebih banyak di P-Care.

"Ini berdampak pada selisih berdasarkan distribusi kecamatan maupun kelurahan. Contoh data sesuai Disdukcapil sebanyak 272.367, tapi data sasaran yang sudah kita input di Disdukcapil sebanyak 265.147, jadi ini selisih," ujar dia.

Dengan kondisi ini, pemerintah Kota Kendari bersama semua fasilitas layanan vaksinisasi baik dari Polda Sultra, Polres Kendari, Kodim 1417/Kendari, RS Ismoyo, RS Bhayangkara, dan seluruh puskesmas dan klinik yang melayani vaksinasi melakukan rekonsiliasi sehingga semua data nantinya bisa sama.

“Supaya antara data manual yang kami punya bisa betul-betul sama dengan data yang ada KPC-PEN. Jadi setelah rekonsiliasi data ini bisa mempengaruhi data capaian vaksinasi baik itu bertambah atau nanti akan berkurang,” pungkasnya.


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024