Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin dosis kedua mencapai 113.004.368 jiwa hingga Kamis (30/12) pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Kamis, terdapat penambahan sebanyak 726.580 jiwa yang mendapat vaksin dosis kedua.

Sementara jumlah penerima vaksin dosis pertama bertambah 1.050.201 jiwa. Dengan tambahan tersebut, masyarakat yang telah mendapat vaksin dosis pertama mencapai 160.012.443 jiwa.



Sedangkan mereka yang mendapatkan vaksin dosis ketiga, utamanya para tenaga kesehatan, mencapai 1.288.890 jiwa atau bertambah 1.962 jiwa.

Pemerintah menargetkan vaksinasi COVID-19 sebanyak 208.265.720 jiwa untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga pandemi COVID-19 dapat segera teratasi.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan permasalahan yang terkait dengan penerimaan informasi menyebabkan angka vaksinasi COVID-19 pada penduduk lanjut usia (lansia) menjadi tertinggal.

“Kalau kita lihat, lansia ini sudah mulai di awal, bahkan di Maret, sudah kita mulai vaksinasi kepada lansia. Tapi, sepertinya cakupannya belum optimal,” kata Nadia.

Berdasarkan catatan yang dimiliki oleh Kemenkes, para lansia saat ini terbagi menjadi dua kelompok dalam segi penerimaan informasi soal vaksin. Pada kelompok pertama, banyak lansia yang masih terkena hoaks dan percaya akan informasi yang tidak benar tersebut.



Pada lansia yang tergabung dalam kelompok itu, informasi yang diterima menggiring adanya pola fikir yang menimbulkan rasa takut akibat vaksin yang akan memberikan efek samping berbahaya pada orang dengan usia lanjut seperti mereka.

Sedangkan pada kelompok kedua, lansia itu belum seutuhnya mengetahui manfaat dari vaksinasi. Di dalam kelompok kedua, kata Nadia, komunitas atau perkumpulan yang diikuti oleh para lansia, seperti pada waktu melakukan pengajian maupun arisan berperan penting untuk saling mengedukasi terkait vaksin.

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024