Jayapura (ANTARA) - Sepanjang 2021 sebanyak 44 orang dilaporkan meninggal akibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di beberapa lokasi di Papua.

"Memang benar dari 92 kasus penembakan yang terjadi mengakibatkan 44 orang meninggal, 15 orang diantaranya anggota TNI-Polri," kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri dalam keterangan akhir tahun di Jayapura, Kamis.

Dia mengakui kasus penembakan yang melibatkan KKB memang mengalami kenaikan dibanding tahun 2020 yang tercatat 49 kasus atau naik 87,75 persen karena di tahun 2021 terjadi 92 kasus.

Kasus-kasus yang melibatkan KKB itu terjadi di tujuh polres, yaitu Polres Mimika, Intan Jaya, Puncak, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga dan Polres Keerom.

Dari data yang ada terungkap selama periode itu tercatat 18 warga sipil meninggal dan 11 orang KKB dilaporkan tewas.

Ke depan, kata Kapolda dalam keterangan akhir tahun yang dihadiri tokoh-tokoh agama, anggota sudah diperintahkan untuk tidak melakukan pengejaran dengan berbagai alasan.

"Kalau anggota melakukan pengejaran, kemungkinan akan menimbulkan korban jiwa dan senjata sehingga memperkuat persenjataan mereka (KKB), " jelas Fakhiri.

Kapolda Papua berharap ke depan aksi penembakan yang dilakukan KKB berkurang bahkan tidak lagi terjadi hingga Papua benar-benar menjadi "tanah damai".

Apalagi nantinya polisi yang ditugaskan di wilayah itu adalah anak-anak asli setempat sehingga dapat membuat wilayah itu aman dari gangguan KKB.

Saat ini 1.999 anggota polri program bintara noken yang dibiayai dana otonomi khusus dan merekalah yang akan dikembalikan ke daerah pengirim, kata Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri.
 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024