Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia hari ini menerima 819.600 dosis vaksin Moderna dari pemerintah Belanda untuk mendukung penanganan pandemi COVID-19.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tinggi kepada negara sahabat yang telah ikut membantu dukungan vaksin," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, dalam pernyataan pers, Sabtu.
Vaksin tersebut merupakan kedatangan tahap 108, dan diterima dalam bentuk vaksin jadi.
Dengan vaksin Moderna ini, total jumlah vaksin yang telah didatangkan ke Indonesia sebanyak 313.155.360 dosis, dari berbagai merk baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku (bulk).
Vaksin tersebut diperoleh dari pembelian langsung dan bantuan dari negara sahabat.
"Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Usman.
Selain menjamin ketersediaan stok vaksin, pemerintah berupaya mempercepat vaksinasi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama tentang berita tidak benar seputar vaksin COVID-19.
Menurut Usman, hoaks memperlambat vaksinasi di beberapa daerah. "Masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan," kata Usman.
Usman kembali menegaskan seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan aman, berkhasiat dan sudah mendapatkan izin dari Badan POM. Dia berharap masyarakat yang belum divaksin untuk segera ikut vaksinasi dan bagi yang sudah divaksin segera mengajak keluarga dan orang di sekitar yang belum divaksin agar mau disuntik vaksin COVID-19.
Pemerintah berharap masyarakat segera lakukan vaksinasi, dan hal ini seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah sekaligus sebagai antisipasi gelombang ke-3 COVID-19, kata Usman.
Pemerintah juga mengajak masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan, tidak lengah dan waspada kenaikan kasus agar tidak terjadi gelombang baru COVID-19.
"Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lengah dan tetap waspadai kenaikan kasus COVID-19 sekecil apa pun di wilayahnya agar tidak terjadi gelombang baru COVID-19," kata Usman.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tinggi kepada negara sahabat yang telah ikut membantu dukungan vaksin," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, dalam pernyataan pers, Sabtu.
Vaksin tersebut merupakan kedatangan tahap 108, dan diterima dalam bentuk vaksin jadi.
Dengan vaksin Moderna ini, total jumlah vaksin yang telah didatangkan ke Indonesia sebanyak 313.155.360 dosis, dari berbagai merk baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku (bulk).
Vaksin tersebut diperoleh dari pembelian langsung dan bantuan dari negara sahabat.
"Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Usman.
Selain menjamin ketersediaan stok vaksin, pemerintah berupaya mempercepat vaksinasi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama tentang berita tidak benar seputar vaksin COVID-19.
Menurut Usman, hoaks memperlambat vaksinasi di beberapa daerah. "Masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan," kata Usman.
Usman kembali menegaskan seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan aman, berkhasiat dan sudah mendapatkan izin dari Badan POM. Dia berharap masyarakat yang belum divaksin untuk segera ikut vaksinasi dan bagi yang sudah divaksin segera mengajak keluarga dan orang di sekitar yang belum divaksin agar mau disuntik vaksin COVID-19.
Pemerintah berharap masyarakat segera lakukan vaksinasi, dan hal ini seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah sekaligus sebagai antisipasi gelombang ke-3 COVID-19, kata Usman.
Pemerintah juga mengajak masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan, tidak lengah dan waspada kenaikan kasus agar tidak terjadi gelombang baru COVID-19.
"Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lengah dan tetap waspadai kenaikan kasus COVID-19 sekecil apa pun di wilayahnya agar tidak terjadi gelombang baru COVID-19," kata Usman.