Kendari (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasiobnal Daerah (Dekranasda) Kota Kendari bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerindag), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pelatihan pengelolaan kulit kerang menjadi kerajinan terhadap warga pesisir di kota itu.

"Pelatihan ini bertujuan untuk melatih masyarakat yang bertempat tinggal di lingkungan pantai untuk bisa mengolah serta membuat desain produk kerajinan kerang dari
bahan baku limbah kulit kerang menjadi produk kerajinan yang menarik, indah, dan memiliki citarasa seni yang tinggi," kata Ketua Dekranasda Kendari, Sri Lestari
Sulkarnain, saat membuka kegiatan itu, pada salah satu hotel di Kendari, Jumat.

Menurut dia, pelatihan tersebut memiliki manfaat yang cukup besar, selain dapat mengurangi dampak polusi dari limbah kerang, masyarakat juga bisa menambah pendapatan keluarga ataupun meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Menurutnya, pemanfaatan kerang laut merupakan peluang usaha yang memiliki prospek menjanjikan.

Disebutkan, peserta pelatihan ini merupakan para ibu yang bertempat tinggal di sekitaran pantai atau bibir teluk Kendari, seperti dari Kelurahan Lapulu, Kelurahan
Sambuli, Kelurahan Petoaha, Kelurahan Talia, Kelurahan Kendari Caddi, hingga masyarakat dari Kelurahan Kampung Salo.

"Pelatihan pengelolaan kerang angkatan I ini diikuti oleh 25 orang peserta yang merupakan warga pesisir di kota Kendari," katanya.

Sri Lestari yakin, kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan selama 4 hari, yaitu tanggal 15-16 dan 18-19 Oktober 2021 itu, mampu memberikan manfaat besar para peserta
yang diharapkan bisa menjadi stimulan dalam mengembangkan usaha kerajinan khusunya kerajinan hiasan kulit kerang.

"InsaAllah dari pelatihan ini, nantinya para ibu bisa menghasilkan produknya sendiri, mereka juga bisa belajar untuk memasarkan produknya," katanya.

Selain dijadikan sebagai souvenir ataupun hiasan yang diproduksi secara handmade, kata dia, pemanfaatan limbah kerang ini juga dapat menjadi suatu daya tarik
tersendiri bagi masyarakat di daerah tersebut karena keunikannya.

 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024