Amman (ANTARA) - Pesawat tak dikenal menghantam basis milisi dukungan Iran di provinsi timur Suriah Deir al Zor, kata penduduk setempat dan sumber militer pada Senin.
Deir al Zor berada di dekat perbatasan Irak, di mana Iran memperluas kehadiran militernya pada 2020.
Mereka mengatakan serangan itu terjadi di selatan kota Mayadeen di sepanjang Sungai Efrat.
Kawasan itu telah menjadi basis utama beberapa milisi Syiah, sebagian besar berasal dari Irak, sejak militan ISIS diusir dari sana hampir empat tahun lalu.
Usai serangan, para petempur milisi dukungan Iran yang berpatroli di jalan-jalan disiagakan.
Ambulans terlihat bergegas ke daerah gurun di pinggiran kota setelah beberapa ledakan terdengar, kata dua orang warga.
"Milisi yang panik meminta para pejalan kaki dan pengendara mobil untuk menjauh dari pusat kota dan jalan-jalan utama di sekitarnya," kata seorang warga bernama Ahmad al Shawi dalam sebuah pesan teks kepada Reuters .
Para milisi itu kini menguasai kota yang mayoritas dihuni Sunni tersebut, yang menjadi bagian dari kehadiran mereka di seluruh Deir al Zor, kata sejumlah warga setempat dan sumber militer.
Serangan udara berupa hantaman pesawat itu belum dilaporkan media pemerintah Suriah, yang sebelumnya membantah bahwa ribuan petempur milisi dukungan Iran dikerahkan di sebagian besar wilayah negara itu.
Israel khawatir dengan pengaruh regional Iran yang berkembang dan kehadiran militernya di Suriah. Mereka mengatakan telah melakukan ratusan serangan di Suriah untuk memperlambat pergerakan Iran.
Selama 2020, serangan oleh pesawat nirawak Israel telah terkonsentrasi di kota perbatasan Albu Kamal.
Kota itu terletak di rute strategis untuk distribusi pasokan bagi milisi dukungan Iran yang secara teratur mengirim bala bantuan dari Irak ke Suriah.
Para milisi itu juga menguasai sejumlah besar wilayah perbatasan di sisi Irak.
Sejumlah sumber intelijen Barat mengatakan Israel telah memperluas serangan udara pada sejumlah titik yang diduga menjadi tempat pengiriman dan penyebaran senjata oleh milisi dukungan Iran dan sekutunya, Hizbullah Lebanon, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sumber: Reuters
Deir al Zor berada di dekat perbatasan Irak, di mana Iran memperluas kehadiran militernya pada 2020.
Mereka mengatakan serangan itu terjadi di selatan kota Mayadeen di sepanjang Sungai Efrat.
Kawasan itu telah menjadi basis utama beberapa milisi Syiah, sebagian besar berasal dari Irak, sejak militan ISIS diusir dari sana hampir empat tahun lalu.
Usai serangan, para petempur milisi dukungan Iran yang berpatroli di jalan-jalan disiagakan.
Ambulans terlihat bergegas ke daerah gurun di pinggiran kota setelah beberapa ledakan terdengar, kata dua orang warga.
"Milisi yang panik meminta para pejalan kaki dan pengendara mobil untuk menjauh dari pusat kota dan jalan-jalan utama di sekitarnya," kata seorang warga bernama Ahmad al Shawi dalam sebuah pesan teks kepada Reuters .
Para milisi itu kini menguasai kota yang mayoritas dihuni Sunni tersebut, yang menjadi bagian dari kehadiran mereka di seluruh Deir al Zor, kata sejumlah warga setempat dan sumber militer.
Serangan udara berupa hantaman pesawat itu belum dilaporkan media pemerintah Suriah, yang sebelumnya membantah bahwa ribuan petempur milisi dukungan Iran dikerahkan di sebagian besar wilayah negara itu.
Israel khawatir dengan pengaruh regional Iran yang berkembang dan kehadiran militernya di Suriah. Mereka mengatakan telah melakukan ratusan serangan di Suriah untuk memperlambat pergerakan Iran.
Selama 2020, serangan oleh pesawat nirawak Israel telah terkonsentrasi di kota perbatasan Albu Kamal.
Kota itu terletak di rute strategis untuk distribusi pasokan bagi milisi dukungan Iran yang secara teratur mengirim bala bantuan dari Irak ke Suriah.
Para milisi itu juga menguasai sejumlah besar wilayah perbatasan di sisi Irak.
Sejumlah sumber intelijen Barat mengatakan Israel telah memperluas serangan udara pada sejumlah titik yang diduga menjadi tempat pengiriman dan penyebaran senjata oleh milisi dukungan Iran dan sekutunya, Hizbullah Lebanon, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sumber: Reuters