Kendari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara mengemukakan inovasi Perau Gadik (Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan) untuk memetakan dan mendistribusikan guru ASN secara merata di daerah itu, sesuai dengan aturan dan kebutuhan satuan pendidikan.
Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio di Kendari, Senin mengatakan berdasarkan data Dapodikmen, jumlah sekolah di lingkup Dikbud Provinsi Sultra sebanyak 416 sekolah negeri dan swasta, dengan jumlah kebutuhan guru PNS sebanyak 10.914 orang, namun guru yang ada 9.598 orang.
Kondisi yang terjadi di Sultra, tenaga guru lebih banyak di sekolah negeri favorit atau negeri di kota, sedangkan di daerah pedesaan atau terpencil kekurangan guru. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa ada guru yang berlebihan di suatu sekolah dan ada sekolah yang kekurangan guru.
"Ini disebabkan pendistribusian guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan minimal dan tidak sesuai dengan rasio guru dan murid, tidak sesuai dengan rasio guru dan sekolah, tidak sesuai rasio guru dan wilayah. Akibatnya, kebutuhan guru tidak terpenuhi karena guru lebih banyak berada pada sekolah kota, tetapi di sekolah yang terpencil kekurangan guru," katanya.
Mantan Kepala Pusat Studi Eropa Universitas Haluoleo Kendari ini mengatakan jumlah guru terbanyak di Kabupaten Muna dan Kota Kendari, sedangkan kabupaten lain masih kekurangan guru. Secara umum, jumlah guru menumpuk pada ibu kota kabupaten, sedangkan di daerah-daerah pelosok masih kekurangan.
"Untuk itu, melalui inovasi Perau Gadik ini akan ada proses pemindahan atau pemutasian guru maupun tenaga pendidik, yang tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu," ucapnya.
Ia mengatakan cara kerja sistem tersebut dibagi tiga tujuan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek yakni terintegrasinya data riil profil sekolah, daftar Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di dua kota, yakni Kendari dan Baubau.
Selanjutnya tersedianya peta GTK di Kota Kendari dan Baubau, serta terbitnya pelaksanaan pergub tentang penataan dan pemetaan GTK.
Tujuan jangka menengah yakni terintegrasi data riil profil sekolah, daftar GTK per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di 10 kabupaten di Sultra, terlaksana percepatan penataan dan pemetaan GTK SMA/SMK dan SLB di 10 kabupaten di Sultra.
Tujuan jangka panjang, terciptanya sistem pemetaan GTK yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pendistribusian GTK serta terlaksana percepatan penataan maupun pemerataan guru ASN SMA/SMK dan SLB di Sultra.
Ia mengatakan Perau Gadik suatu sistem informasi penataan dan pemerataan guru dan tenaga kependidikan ASN, yang bisa digunakan secara mudah, praktis, cepat, dan akurat.
"Insyaallah, bagi semua pihak yang mengharapkan terwujudnya kualitas pendidikan yang baik melalui pendistribusian guru dan tenaga kependidikan merata di Sultra, akan mendukung pelaksanaan sistem inovasi ini," katanya.
Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio di Kendari, Senin mengatakan berdasarkan data Dapodikmen, jumlah sekolah di lingkup Dikbud Provinsi Sultra sebanyak 416 sekolah negeri dan swasta, dengan jumlah kebutuhan guru PNS sebanyak 10.914 orang, namun guru yang ada 9.598 orang.
Kondisi yang terjadi di Sultra, tenaga guru lebih banyak di sekolah negeri favorit atau negeri di kota, sedangkan di daerah pedesaan atau terpencil kekurangan guru. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa ada guru yang berlebihan di suatu sekolah dan ada sekolah yang kekurangan guru.
"Ini disebabkan pendistribusian guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan minimal dan tidak sesuai dengan rasio guru dan murid, tidak sesuai dengan rasio guru dan sekolah, tidak sesuai rasio guru dan wilayah. Akibatnya, kebutuhan guru tidak terpenuhi karena guru lebih banyak berada pada sekolah kota, tetapi di sekolah yang terpencil kekurangan guru," katanya.
Mantan Kepala Pusat Studi Eropa Universitas Haluoleo Kendari ini mengatakan jumlah guru terbanyak di Kabupaten Muna dan Kota Kendari, sedangkan kabupaten lain masih kekurangan guru. Secara umum, jumlah guru menumpuk pada ibu kota kabupaten, sedangkan di daerah-daerah pelosok masih kekurangan.
"Untuk itu, melalui inovasi Perau Gadik ini akan ada proses pemindahan atau pemutasian guru maupun tenaga pendidik, yang tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu," ucapnya.
Ia mengatakan cara kerja sistem tersebut dibagi tiga tujuan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek yakni terintegrasinya data riil profil sekolah, daftar Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di dua kota, yakni Kendari dan Baubau.
Selanjutnya tersedianya peta GTK di Kota Kendari dan Baubau, serta terbitnya pelaksanaan pergub tentang penataan dan pemetaan GTK.
Tujuan jangka menengah yakni terintegrasi data riil profil sekolah, daftar GTK per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di 10 kabupaten di Sultra, terlaksana percepatan penataan dan pemetaan GTK SMA/SMK dan SLB di 10 kabupaten di Sultra.
Tujuan jangka panjang, terciptanya sistem pemetaan GTK yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pendistribusian GTK serta terlaksana percepatan penataan maupun pemerataan guru ASN SMA/SMK dan SLB di Sultra.
Ia mengatakan Perau Gadik suatu sistem informasi penataan dan pemerataan guru dan tenaga kependidikan ASN, yang bisa digunakan secara mudah, praktis, cepat, dan akurat.
"Insyaallah, bagi semua pihak yang mengharapkan terwujudnya kualitas pendidikan yang baik melalui pendistribusian guru dan tenaga kependidikan merata di Sultra, akan mendukung pelaksanaan sistem inovasi ini," katanya.