Kendari (ANTARA) - Organisasi Rare Indonesia bersama Dinas Perikanan Kabupaten Buton mendorong nelayan kecil menggunakan alat penanda lokasi (APL) saat melaut khususnya yang ada di Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Buton Sri Hermawaty di Buton, Minggu mengatakan APL tersebut diberikan oleh Rare Indonesia khusus kepada para nelayan kecil di daerah itu, sementara pihaknya melakukan sosialisasi terkait bantuan itu.
"Bantuan ini memang dari Rare Indonesia. Saat ini terdapat tujuh APL yang dibagikan kepada beberapa nelayan di Desa Boneatiro," kata dia.
Pendamping pemberdayaan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) yang merupakn mitra Organisasi Rare Indonesia ini mengatakan sebanyak tujuh APL yang dibagikan kepada beberapa nelayan di Desa tersebut dengan tujuan agar bisa memberikan manfaat saat melaut.
Dikatakan, APL tersebut akan mendata jarak tempuh para nelayan dan mengetahui titik-titik lokasi tangkapan yang banyak dan berbagai macam jenis ikan ketika melaut, serta melacak lokasi keberadaan nelayan ketika membawa alat itu.
APL tersebut menggunakan sistem GPS dan akan mengirimkan datanya ke orang yang memegang akun menggunakan telepon pintar (smartphone) di daratan.
Meski demikian, alat tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba. Jika memberikan manfaat yang besar bagi para nelayan kecil, maka pengadaan alat itu akan diperbanyak lagi.
"Ini kan masih percobaan, belum sampai di dinas, Rare sudah menugaskan kami kalau bisa mendampingi hasil PAAP ini. Nanti istri para nelayan dikasih hp, mereka yang pegang, akan terkoneksi dengan APL itu," ujar dia.
Program Manager Rare Indonesia Imanda Hikmat Pradana mengatakan bahwa dalam waktu empat tahum terakhir organisasi Rare bersama pemerintah Sultra telah menjalankan program pengelolaan akses area perikanan (PAAP) dan kawasan larang ambil (KLA) di 11 kabupaten salah satunya di Buton.
Hadirnya program PAAP untuk mendorong konservasi wilayah laut dan perikanan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, kebijakan tata kelola dan pendanaan berkelanjutan.
APL yang diberikan kepada nelayan di daerah Bonaetiro merupakan bagian dari program PAAP tersebut.
"Program ini diharap dapat memberikan banyak manfaat bagi nelayan kecil dan masyarakat pesisir pada umumnya," ujar dia.
Adelyas (35) seorang nelayan di Desa Boneatiro yang mendapat bantuan APL dari Rare Indonesia, mengaku selalu membawa alat tersebut ketika turun melaut.
Meski ia mengaku belum mengetahui pasti mafaat dan kegunaan APL itu, namun dia menyakini bisa memberikan manfaat ketika melaut.
"Ini dikasih tau ketika pakai ini kita bisa mengetahui kedaan laut, kemudian misalnya kita biasanya pulang jam 09.00 WITA, tetapi kita terlambat, nah istri di rumah yang pegang akun dan terhubung dengan alat ini nanti bisa liat posisinya kita," katanya.
Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Buton Sri Hermawaty di Buton, Minggu mengatakan APL tersebut diberikan oleh Rare Indonesia khusus kepada para nelayan kecil di daerah itu, sementara pihaknya melakukan sosialisasi terkait bantuan itu.
"Bantuan ini memang dari Rare Indonesia. Saat ini terdapat tujuh APL yang dibagikan kepada beberapa nelayan di Desa Boneatiro," kata dia.
Pendamping pemberdayaan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) yang merupakn mitra Organisasi Rare Indonesia ini mengatakan sebanyak tujuh APL yang dibagikan kepada beberapa nelayan di Desa tersebut dengan tujuan agar bisa memberikan manfaat saat melaut.
Dikatakan, APL tersebut akan mendata jarak tempuh para nelayan dan mengetahui titik-titik lokasi tangkapan yang banyak dan berbagai macam jenis ikan ketika melaut, serta melacak lokasi keberadaan nelayan ketika membawa alat itu.
APL tersebut menggunakan sistem GPS dan akan mengirimkan datanya ke orang yang memegang akun menggunakan telepon pintar (smartphone) di daratan.
Meski demikian, alat tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba. Jika memberikan manfaat yang besar bagi para nelayan kecil, maka pengadaan alat itu akan diperbanyak lagi.
"Ini kan masih percobaan, belum sampai di dinas, Rare sudah menugaskan kami kalau bisa mendampingi hasil PAAP ini. Nanti istri para nelayan dikasih hp, mereka yang pegang, akan terkoneksi dengan APL itu," ujar dia.
Program Manager Rare Indonesia Imanda Hikmat Pradana mengatakan bahwa dalam waktu empat tahum terakhir organisasi Rare bersama pemerintah Sultra telah menjalankan program pengelolaan akses area perikanan (PAAP) dan kawasan larang ambil (KLA) di 11 kabupaten salah satunya di Buton.
Hadirnya program PAAP untuk mendorong konservasi wilayah laut dan perikanan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, kebijakan tata kelola dan pendanaan berkelanjutan.
APL yang diberikan kepada nelayan di daerah Bonaetiro merupakan bagian dari program PAAP tersebut.
"Program ini diharap dapat memberikan banyak manfaat bagi nelayan kecil dan masyarakat pesisir pada umumnya," ujar dia.
Adelyas (35) seorang nelayan di Desa Boneatiro yang mendapat bantuan APL dari Rare Indonesia, mengaku selalu membawa alat tersebut ketika turun melaut.
Meski ia mengaku belum mengetahui pasti mafaat dan kegunaan APL itu, namun dia menyakini bisa memberikan manfaat ketika melaut.
"Ini dikasih tau ketika pakai ini kita bisa mengetahui kedaan laut, kemudian misalnya kita biasanya pulang jam 09.00 WITA, tetapi kita terlambat, nah istri di rumah yang pegang akun dan terhubung dengan alat ini nanti bisa liat posisinya kita," katanya.