Baubau (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Ibnu Wahid, menyebutkan rencana kehadiran investor yang bergerak di bidang energi khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di daerah itu merupakan peluang menciptakan lapangan kerja dimasyarakat.

"Saya kira ini menarik, walaupun juga sebenarnya tenaga listrik kita juga cukup surplus, paling tidak dengan masuknya itu prospek pengelolaan sampah kita juga akan lebih bagus lagi," ujarnya, di Baubau, Sabtu.

Ia mengatakan rencana masuknya investor asal Jerman berafiliasi dengan beberapa perusahaan di Tanah Air, selain akan berinvestasi untuk pembangkit listrik, juga berkeinginan meremajakan piranti  lingkungan hidup yang secara keseluruhan akan diolah oleh mereka.

"Saya kira di samping melakukan perbaikan pada piranti-piranti di kebersihan, saya kira yang penting juga ini ada progres untuk menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat," ujarnya.

Dengan adanya pasokan listrik baru itu nantinya, kata dia, selain akan menambah ketersediaan atau daya listrik yang sudah ada, juga akan mendorong ketertarikan orang berinvestasi karena energi listrik yang dimiliki daerah sangat cukup, sehingga keterkaitannya pertumbuhan ekonomi dan lainnya akan semakin baik.

Ketertarikan perusahaan asing untuk menanamkan sahamnya di daerah itu, kata dia, karena jumlah sampah yang dihasilkan daerah ini sangat memungkinkan untuk diolah menjadi energi listrik.

"Standar minimal untuk pengolahan sampah sekitar 50-100 ton sudah bisa memproduksi listrik, sementara kita di Baubau ini bisa sampai ratusan ton sehari," ujar Wahid yang juga menjabat Asisten II Setda Pemkot Baubau ini.

Menurut dia, pihak perusahaan atau investor masih tahap melakukan komunikasi dengan PLN pusat dan Makassar (Sulsel) agar energi listrik yang dihasilkan nantinya bisa dijual ke perusahaan BUMN itu.

"Sekarang mereka lagi tahap lobi dengan PLN di pusat, di wilayah Makassar terkait energi. Mungkin bernegosiasi berapa harga listrik yang diproduksi, karena logikanya produksinya itu mungkin harus jualan ke PLN," katanya. 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024