Jakarta (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengungkapkan proses pembentukan holding BUMN sektor pangan memasuki tahap penggabungan atau merger beberapa perusahaan.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi mengatakan sebagai koordinator BUMN klaster pangan, pihaknya saat ini melakukan persiapan penggabungan secara menyeluruh mulai dari aspek regulasi penggabungan, SDM dan organisasi dengan menyosialisasikan penggabungan kepada karyawan, aspek keuangan penggabungan perusahaan, operasional dan pengembangan IT, hingga aspek aset korporasi.
“Seperti pada aspek IT, saat ini kami sudah memulai mengintegrasikan IT dan supply chain, melalui basis teknologi Internet of Things (IoT) dengan interface yang sederhana supaya semua anggota holding BUMN bisa terkoneksi secara paralel. Dengan demikian kami memberikan solusi supply chain End to End untuk petani/peternak/nelayan sepanjang rantai nilai pangan," ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, mekanisme dan otomasi untuk efisiensi pemrosesan on-farm dan off-farm juga disiapkan.
Saat ini sedang disiapkan proses penggabungan PT Perikanan Indonesia dengan PT Perikanan Nusantara, proses penggabungan PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, proses penggabungan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dengan PT BGR Logistics.
Arief mengatakan selama persiapan penggabungan, pihaknya juga tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani. Diantaranya baru - baru ini merealisasikan program pengembangan produk baru beras premium Rania yang baru soft launching dua minggu lalu hasil kolaborasi RNI group dengan PT Pertani, yang diminati konsumen secara nasional.
“Dua minggu soft launching, pengembangan produk pangan retail beras Rania tercatat penjualan sampai dengan 9 September 2021 tercatat sebanyak 48,1 ton beras Rania," kata Arief.
Menurut dia, persiapan penggabungan menuju holding BUMN pangan dilakukan dari berbagai aspek hulu ke hilir dan pengembangan produk ritel ini merupakan langkah inovasi untuk perbaikan ekosistem pangan, sebagaimana arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadikan BUMN pangan menjadi lokomotif penyeimbang dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Komersial PT RNI (Persero) Frans Marganda Tambunan menambahkan bahwa dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut BUMN klaster pangan terus berbenah untuk memperbaiki basic operation mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktifitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan proses produksi yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar sampai pada aspek pemasaran di hilir.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi mengatakan sebagai koordinator BUMN klaster pangan, pihaknya saat ini melakukan persiapan penggabungan secara menyeluruh mulai dari aspek regulasi penggabungan, SDM dan organisasi dengan menyosialisasikan penggabungan kepada karyawan, aspek keuangan penggabungan perusahaan, operasional dan pengembangan IT, hingga aspek aset korporasi.
“Seperti pada aspek IT, saat ini kami sudah memulai mengintegrasikan IT dan supply chain, melalui basis teknologi Internet of Things (IoT) dengan interface yang sederhana supaya semua anggota holding BUMN bisa terkoneksi secara paralel. Dengan demikian kami memberikan solusi supply chain End to End untuk petani/peternak/nelayan sepanjang rantai nilai pangan," ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, mekanisme dan otomasi untuk efisiensi pemrosesan on-farm dan off-farm juga disiapkan.
Saat ini sedang disiapkan proses penggabungan PT Perikanan Indonesia dengan PT Perikanan Nusantara, proses penggabungan PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, proses penggabungan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dengan PT BGR Logistics.
Arief mengatakan selama persiapan penggabungan, pihaknya juga tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani. Diantaranya baru - baru ini merealisasikan program pengembangan produk baru beras premium Rania yang baru soft launching dua minggu lalu hasil kolaborasi RNI group dengan PT Pertani, yang diminati konsumen secara nasional.
“Dua minggu soft launching, pengembangan produk pangan retail beras Rania tercatat penjualan sampai dengan 9 September 2021 tercatat sebanyak 48,1 ton beras Rania," kata Arief.
Menurut dia, persiapan penggabungan menuju holding BUMN pangan dilakukan dari berbagai aspek hulu ke hilir dan pengembangan produk ritel ini merupakan langkah inovasi untuk perbaikan ekosistem pangan, sebagaimana arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadikan BUMN pangan menjadi lokomotif penyeimbang dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Komersial PT RNI (Persero) Frans Marganda Tambunan menambahkan bahwa dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut BUMN klaster pangan terus berbenah untuk memperbaiki basic operation mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktifitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan proses produksi yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar sampai pada aspek pemasaran di hilir.