Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan dua pelatihan sekaligus yakni pelatihan menjahit kompetensi dasar dan pelatihan produktifitas tenaga kerja UMKM dengan tenaga kerja mayoritas usia produktif.
"Saat ini kegiatan pelatihan keterampilan dan produktifitas bagi tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Karena itu, kegiatan pengembangan usaha keterampilan haru terus dilakukan," kata Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, Rabu.
Dalam rentang waktu antara 2020 hingga 2030 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Di mana, bonus demografi penduduk produktif kurang lebih 70 persen dengan usia 15 sampai 64 tahun. Kondisi itu menurutnya merupakan posisi strategis bagi Indonesia sehingga harus dimanfaatkan dengan baik, karena jika tidak, maka bisa menjadi malapetaka.
"Karena (bonus demografi) jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi malapetaka demografi. Kalau jumlah usia produktif tidak termanfaatkan dengan baik maka bangsa ini akan menanggung banyak beban untuk menyelesaikan persoalan kependudukan itu. Karena negara harus selalu hadir dalam persoalan warganya, itu konsekuensi berbangsa dan bernegara," ujar Monianse.
Diharapkan penduduk usia produktif di Baubau dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya paling tidak untuk membantu dirinya sendiri. Sebab dengan begitu, usia produktif sudah memberikan sumbangsihnya dalam menyelesaikan masalah tenaga kerja pada khsususnya dan kependudukan pada umumnya.
Kepala Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Disnaker Baubau, Rahma Saraswati mengungkapkan dari jumlah 50 peserta yang mengikuti pelatihan, tujuh orang diantaranya merupakan penyandang disabilitas yang bergelut dalam usaha meubel dan menjahit.
"Tahun ini kami mengupayakan akses ketenagakerjaan sampai kepada penyandang disabilitas. Untuk latihan menjahit ada dua orang dan pelatihan produktivitas UMKM ada lima orang peserta disabilitas," ungkap Rahma.
Melalui pelatihan itu pihaknya sekaligus membantu sarana usaha kepada peserta terutama yang bergelut diusaha jahit.
"Saat ini kegiatan pelatihan keterampilan dan produktifitas bagi tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Karena itu, kegiatan pengembangan usaha keterampilan haru terus dilakukan," kata Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, Rabu.
Dalam rentang waktu antara 2020 hingga 2030 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Di mana, bonus demografi penduduk produktif kurang lebih 70 persen dengan usia 15 sampai 64 tahun. Kondisi itu menurutnya merupakan posisi strategis bagi Indonesia sehingga harus dimanfaatkan dengan baik, karena jika tidak, maka bisa menjadi malapetaka.
"Karena (bonus demografi) jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi malapetaka demografi. Kalau jumlah usia produktif tidak termanfaatkan dengan baik maka bangsa ini akan menanggung banyak beban untuk menyelesaikan persoalan kependudukan itu. Karena negara harus selalu hadir dalam persoalan warganya, itu konsekuensi berbangsa dan bernegara," ujar Monianse.
Diharapkan penduduk usia produktif di Baubau dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya paling tidak untuk membantu dirinya sendiri. Sebab dengan begitu, usia produktif sudah memberikan sumbangsihnya dalam menyelesaikan masalah tenaga kerja pada khsususnya dan kependudukan pada umumnya.
Kepala Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Disnaker Baubau, Rahma Saraswati mengungkapkan dari jumlah 50 peserta yang mengikuti pelatihan, tujuh orang diantaranya merupakan penyandang disabilitas yang bergelut dalam usaha meubel dan menjahit.
"Tahun ini kami mengupayakan akses ketenagakerjaan sampai kepada penyandang disabilitas. Untuk latihan menjahit ada dua orang dan pelatihan produktivitas UMKM ada lima orang peserta disabilitas," ungkap Rahma.
Melalui pelatihan itu pihaknya sekaligus membantu sarana usaha kepada peserta terutama yang bergelut diusaha jahit.