Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjamin kualitas beras untuk Bantuan Beras PPKM yang diberikan kepada 8,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak rusak dan tidak berkutu.
"Standar Bulog bilamana mengeluarkan beras CBP tidak begitu saja dikeluarkan. Harus melalui rice to rice proccesing minimal. Kalau proses sudah dilalui, jangan dibilang ada kutu, telurnya saja tidak mungkin," kata Budi Waseso dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Kamis.
Budi Waseso mengungkapkan Bantuan Beras PPKM menggunakan stok beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan kualitas medium yang ada di gudang Bulog. Ia menekankan beras CBP bukanlah beras komersil dengan kualitas premium, namun dia memastikan kualitasnya tetap terjaga.
"Beras ini tidak bisa dijual oleh Bulog, ini beras pemerintah. Jangan ada pemahaman Bulog cari untung atau menjual. Kualitas juga dijamin, walaupun medium tapi kualitasnya sudah ditentukan," kata Budi Waseso.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan Bantuan Beras PPKM tahap II kepada 8,8 juta KPMdi seluruh Indonesia. Pendistribusian beras PPKM tersebut akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia dan perusahaan logistik DNR Corporation.
Budi Waseso juga menjawab mengenai adanya beras bantuan PPKM yang menggumpal yang diterima oleh masyarakat di Pandeglang Banten. Menurut dia, jumlah beras yang menggumpal tersebut hanya tiga karung dari total 464 karung yang didistribusikan di daerah tersebut sehingga tidak bisa mewakilkan kualitas beras secara keseluruhan.
Dia menjelaskan penyebab beras yang menggumpal tersebut dikarenakan terkena tetesan air hujan saat proses pendistribusian. Namun Bulog segera mengganti beras yang menggumpal tersebut dengan beras baru yang berkualitas.
"Beras yang rusak gak perlu tunggu lama-lama, langsung ganti," ujar Budi Waseso.
Ia menjelaskan setiap ada beras tidak berkualitas yang ditarik kembali dari masyarakat oleh Bulog, akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium dan ditelusuri penyebab kerusakan. Ia mengungkapkan di lapangan kerap terjadi penukaran beras Bulog dengan beras tidak berkualitas yang merugikan masyarakat.
Praktik tersebut dilakukan dengan menukar beras Bulog dengan beras berkualitas rendah namun masih menggunakan karung milik Bulog. Untuk hal ini, Budi Waseso menegaskan akan ditelusuri oleh kepolisian dan kejaksaan untuk ditindaklanjuti secara hukum.
"Standar Bulog bilamana mengeluarkan beras CBP tidak begitu saja dikeluarkan. Harus melalui rice to rice proccesing minimal. Kalau proses sudah dilalui, jangan dibilang ada kutu, telurnya saja tidak mungkin," kata Budi Waseso dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Kamis.
Budi Waseso mengungkapkan Bantuan Beras PPKM menggunakan stok beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan kualitas medium yang ada di gudang Bulog. Ia menekankan beras CBP bukanlah beras komersil dengan kualitas premium, namun dia memastikan kualitasnya tetap terjaga.
"Beras ini tidak bisa dijual oleh Bulog, ini beras pemerintah. Jangan ada pemahaman Bulog cari untung atau menjual. Kualitas juga dijamin, walaupun medium tapi kualitasnya sudah ditentukan," kata Budi Waseso.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan Bantuan Beras PPKM tahap II kepada 8,8 juta KPMdi seluruh Indonesia. Pendistribusian beras PPKM tersebut akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia dan perusahaan logistik DNR Corporation.
Budi Waseso juga menjawab mengenai adanya beras bantuan PPKM yang menggumpal yang diterima oleh masyarakat di Pandeglang Banten. Menurut dia, jumlah beras yang menggumpal tersebut hanya tiga karung dari total 464 karung yang didistribusikan di daerah tersebut sehingga tidak bisa mewakilkan kualitas beras secara keseluruhan.
Dia menjelaskan penyebab beras yang menggumpal tersebut dikarenakan terkena tetesan air hujan saat proses pendistribusian. Namun Bulog segera mengganti beras yang menggumpal tersebut dengan beras baru yang berkualitas.
"Beras yang rusak gak perlu tunggu lama-lama, langsung ganti," ujar Budi Waseso.
Ia menjelaskan setiap ada beras tidak berkualitas yang ditarik kembali dari masyarakat oleh Bulog, akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium dan ditelusuri penyebab kerusakan. Ia mengungkapkan di lapangan kerap terjadi penukaran beras Bulog dengan beras tidak berkualitas yang merugikan masyarakat.
Praktik tersebut dilakukan dengan menukar beras Bulog dengan beras berkualitas rendah namun masih menggunakan karung milik Bulog. Untuk hal ini, Budi Waseso menegaskan akan ditelusuri oleh kepolisian dan kejaksaan untuk ditindaklanjuti secara hukum.