Kendari (ANTARA) - Jumlah penumpang kapal Pelni dari pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menurun drastis selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mau pun mikro yang diterapkan sejumlah daerah.
Kepala PT Pelni Cabang Baubau, J.S Sitorus melalui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat mengungkapkan penurunan jumlah penumpang itu hingga 80 persen terutama untuk rute tujuan daerah bagian timur
Padahal, jika kondisi normal penumpang yang naik dari pelabuhan Murhum Baubau bisa sampai 1.000 orang, namun kini paling banyak 100-200 orang.
"Dengan kondisi PPKM ini secara otomatis mempengaruhi jumlah penumpang yang akan naik dari pelabuhan Baubau. Kalau dipresentasikan hanya 10 sampai 20 persen penumpang naik. Biasanya penumpang ke arah timur bisa 700 sampai 1.000 orang, sekarang ini tinggal 100 sampai 200 penumpang saja," ungkapnya.
Penurunan jumlah penumpang itu kata dia, dikarenakan calon penumpang dari Baubau cukup sulit memenuhi syarat perjalanan yang ditetapkan oleh daerah pelabuhan tujuan. Syarat itu diantaranya harus bebas COVID-19 dibuktikan dengan swab PCR, sedangkan fasilitas tersebut belum cukup memadai di Baubau.
"Untuk penumpang yang mau naik sebenarnya banyak akan tetapi persyaratan di pelabuhan tujuan sangat menentukan apakah penumpang tersebut bisa berangkat atau tidak. Disamping itu sementara ini ada beberapa daerah tidak menerima penumpang dan ada pelabuhan tutup sehingga kita juga tidak bisa jual tiket karena persyaratan itu ataupun penutupan pelabuhan itu," terangnya.
Selama adanya pandemi Covid-19 ini kata J.S Sitorus, layanan Pelni yang masih terbilang normal di Pelabuhan Murhum Baubau hanya angkutan barang.
Adapun muatan barang tersebut beragam namun lebih dominan hasil bumi seperti kelapa, ikan beku dan ikan teri dengan tujuan pengiriman beberapa daerah di pulau Jawa.
"Kalau untuk angkutan barang tidak ada masalah, tetap kita pengiriman seperti semalam sampai lima kontainer karena kapal-kapal kita masih tetap beroperasi," pungkasnya.
Kepala PT Pelni Cabang Baubau, J.S Sitorus melalui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat mengungkapkan penurunan jumlah penumpang itu hingga 80 persen terutama untuk rute tujuan daerah bagian timur
Padahal, jika kondisi normal penumpang yang naik dari pelabuhan Murhum Baubau bisa sampai 1.000 orang, namun kini paling banyak 100-200 orang.
"Dengan kondisi PPKM ini secara otomatis mempengaruhi jumlah penumpang yang akan naik dari pelabuhan Baubau. Kalau dipresentasikan hanya 10 sampai 20 persen penumpang naik. Biasanya penumpang ke arah timur bisa 700 sampai 1.000 orang, sekarang ini tinggal 100 sampai 200 penumpang saja," ungkapnya.
Penurunan jumlah penumpang itu kata dia, dikarenakan calon penumpang dari Baubau cukup sulit memenuhi syarat perjalanan yang ditetapkan oleh daerah pelabuhan tujuan. Syarat itu diantaranya harus bebas COVID-19 dibuktikan dengan swab PCR, sedangkan fasilitas tersebut belum cukup memadai di Baubau.
"Untuk penumpang yang mau naik sebenarnya banyak akan tetapi persyaratan di pelabuhan tujuan sangat menentukan apakah penumpang tersebut bisa berangkat atau tidak. Disamping itu sementara ini ada beberapa daerah tidak menerima penumpang dan ada pelabuhan tutup sehingga kita juga tidak bisa jual tiket karena persyaratan itu ataupun penutupan pelabuhan itu," terangnya.
Selama adanya pandemi Covid-19 ini kata J.S Sitorus, layanan Pelni yang masih terbilang normal di Pelabuhan Murhum Baubau hanya angkutan barang.
Adapun muatan barang tersebut beragam namun lebih dominan hasil bumi seperti kelapa, ikan beku dan ikan teri dengan tujuan pengiriman beberapa daerah di pulau Jawa.
"Kalau untuk angkutan barang tidak ada masalah, tetap kita pengiriman seperti semalam sampai lima kontainer karena kapal-kapal kita masih tetap beroperasi," pungkasnya.