Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Kota Kendari menetapkan Pasar Baruga di kota itu sebagai pasar tradisional pertama yang menerapkan sistem transaksi pembayaran digital atau non-tunai baik pembayaran retribusi kios maupun transaksi jual beli.

Kepala KPwBI Sultra Bimo Epyanto di Kendari, Sabtu, mengatakan digitalisasi sangat penting diterapkan di era sekarang yang serba teknologi, apalagi saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19 di mana setiap aktivitas masyarakat dibatasi.

"Ini merupakan salah satu solusi yang dapat memperlancar kegiatan kita di tengah pandemi COVID-19 yang kita belum tahu kapan berakhir. Dengan kebiasaan baru membatasi lertemuan fisik, digitalisasi ini untuk bisa mengatasi tantangan tersebut," kata Bimo usai meresmikan pasar itu sebagai pasar digital.

Bimo menuturkan dengan penerapan digitalisasi masyarakat bisa menerima manfaat di mana ketika datang belanja di pasar itu tidak perlu lagi membawa uang tunai, hanya dengan menggunakan dompet digital, dapat membayar belanjaan dengan scan QRIS yang disediakan oleh pedagang.

Selain itu, dari sisi pelaku usaha atau pedagang dengan adopsi digitalisasi menurut Bimo langkah yang tepat, karena dapat mendorong kemajuan usaha para pelaku UMKM itu sendiri khususnya pedagang di Pasar Baruga salah satunya tidak perlu lagi menyiapkan uang kembalian.

Sementara itu dari sisi pemerintah, manfaat dari penerapan teknologi digital adalah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih konsisten dan berkesinambungan karena dinilai dapat menekan kebocoran anggaran.

Ia berharap seluruh pedagang di pasar itu bisa menerapkan sistem transaksi pembayaran nontunai karena pasar tersebut akan dijadikan percontohan (pilot project) dari 6 pasar di kota itu yang akan ditetapkan sebagai pasar digital sehingga kota itu bisa sejajar dengan daerah lainnya.

  BI tetapkan Pasar Baruga Kendari jadi pasar digital pertama di Sultra, Sabtu, (26/6/2021). (ANTARA/Harianto)



Asisten I Setda Kendari Agus Salim mengatakan bahwa ekosistem digital merupakan kondisi yang harus dicapai agar seluruh elemen masyarakat, khususnya pada UMKM dapat berkompetisi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi.

"Dengan program pasar digital ini kami mengharapkan Pasar Baruga dapat menjadi salah satu contoh  pasar digital yang dapat diikuti oleh pasar-pasar lain di Kota Kendari," ujar Agus.

Menurutnya hal itu penting karena dengan  perkembangan ekosistem digital akan dapat mendorong masyarakat di Kota Kendari untuk menjadi lebih peduli dengan digital mindset dan dapat terus bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Pemkot Kendari berharap Pasar Baruga dapat menjadi salah satu pasar yang menerapkan digitalisasi dalam setiap kegiatannya baik dalam hal transaksi maupun penjualan sehingga membantu masyarakat di daerah itu dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024