Kendari (ANTARA) - BPJAMSOTEK Sulawesi Tenggara (Sultra) menyerahkan tangan palsu robotik kepada Suriono, dari Perusahaan Indonesia Tsingshan Stainless Steel Morowali yang mengalami cacat anatomis akibat kecelakaan kerja.

"Cacat anatomis yang dimaksud adalah hilangnya salah satu anggota tubuh, sehingga membutuhkan alat ganti tubuh untuk membantu peserta tersebut bergerak dan melakukan aktivitasnya," kata kepala BPJAMSOSTEK Sultra Minarni Lukman di Kendari, Jumat.

Penyerahan tangan palsu robotik ini, kata Minarni, merupakan salah satu Program BPJAMSOSTEK, yaitu return to work. Program ini merupakan pendampingan yang dilakukan BPJAMSOSTEK kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja selama masa penyembuhan, pemasangan alat ganti tubuh, sampai pekerja dapat bekerja kembali.

"Program return to work diberikan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja mulai dari berangkat, saat di tempat kerja hingga pulang kerja. Selama peserta mengikuti program ini, peserta tetap digaji oleh BPJAMSOSTEK dengan besaran sesuai dengan gaji yang dilaporkan," katanya.

Ia menjelaskan tangan palsu robotik ini merupakan tangan palsu yang menggunakan sensor, dimana sensor tersebut membaca pergerakan otot, sehingga dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan pemakai.

Ia menjelaskan program return to work adalah bentuk perluasan manfaat dari Jaminan Kecelakaan Kerja, dimana BPJAMSOSTEK memfasilitasi pekerja dan perusahaannya agar pekerja tidak kehilangan mata pencaharian dan perusahaan tidak kehilangan karyawannya serta karyawannya dapat tetap produktif.

"Untuk kualitas alat ganti tubuh yang diberikan, kami memberikan yang memiliki fungsi dan ketahanan yang sangat baik agar tepat manfaat dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang," tutur Minarni.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan agar pekerjanya bisa mendapatkan manfaat tersebut. Apabila mengalami kecelakaan pada saat bekerja, perusahaan harus terdaftar dan menjadi peserta BPJAMSOSTEK, perusahaan tertib membayar iuran, dan perusahaan tidak menunggak iuran.

Sampai Juni 2021, sudah 7 pasien yang menerima manfaat return to work dari BPJAMSOSTEK, yaitu La Ode Siswanto, Gugun Asdiawan, dan Lasri dari PT. Virtue Dragon Nickel Industri, Lapadu dari PT. Obsidian Stainless Steel, Dirham dari Sumatera Mining Investama, Hadi Kurniawan dari PT. Gihon Matista, serta Suriono dari Indonesia Tsingshan Stainless Steel.

Suriono yang sebelumnya bekerja sebagai crew di Feronickel, setelah mendapatkan manfaat return to work, BPJAMSOSTEK akan melakukan pendampingan terkait penempatan kembali saat akan bekerja yang akan disesuaikan dengan keadaan fisik Suriono saat ini.

Sementara itu, Suriono mengapresiasi BPJAMSOSTEK Sultra yang telah memberikan alat bantu tersebut, sehingga dirinya bisa kembali berakvifitas.

"Menurut saya tangan palsu yang diberikan ini sangat membantu, apalagi tangan palsu ini sudah dengan sensor. Saya berharap dapat membantu saya saat kembali bekerja," kata Suriono.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024