Baubau (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) meluncurkan rumah kelola sampah (RKS) Kampung Pelni ketiga di Indonesia bertempat di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Rabu.
Peluncuran RKS Kampung Pelni di Kelurahan Kadolokatapi Kecamatan Wolio, yang juga secara virtual oleh Dirut PT Pelni, Insan Purwarisya L Tobing, juga diserahkan secara simbolik fasilitas RKS berupa motor pengangkut sampah oleh Wali Kota Baubau yang diwakili Asisten II Setda Pemkot Baubau kepada masyarakat, serta penyerahan bantuan program TJSL PT Pelni oleh Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Juni Samsudin Sitorus kepada masyarakat yang diwakili Lurah Kadolokatapi.

Dirut PT Pelni, Insan Purwarisya L Tobing mengatakan, RKS Kampung Pelni ini merupakan persembahan bina lingkungan melalui program kemitraan dan bina lingkungan PT Pelni, dimana Pelni sebagai BUMN tidak saja sekadar mengejar keuntungan, melainkan juga berperan sebagai agen pembangunan dengan turut aktif memberikan bimbingan bantuan edukasi dan pemberdayaan kepada masyarakat sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap adab masyarakat Indonesia.

Lanjut dia, sebagai wujud nyata dari adanya BUMN untuk Indonesia, PT Pelni membangun RKS di wilayah Baubau ini sebagai program untuk pengelolaan sampah komoditi yang bernilai jual. Namun tidak itu saja program ini dimaksudkan juga menjadi sarana edukasi untuk masyarakat Baubau.

"Hingga saat ini, PT Pelni telah memiliki tiga rumah kelola sampah yang dimulai tahun 2018. Kota Baubau menjadi kota ketiga setelah Tanah Bumbu di Kalsel dan Kota Bima di Nusa Tenggara Timur pada 2019," ujarnya, dengan menambahkan pada 2020 karena kendala pandemi COVID-19, pihaknya tidak melakukan program ini, namun pada 2021 ini bisa membangunnya di Kota Baubau, Sultra.

Tobing mengatakan bahwa RKS itu dibangun dengan tujuan sebagai pusat pengelolaan sampah yang ada di Baubau, baik itu sampah yang datang dari masyarakat maupun sampah yang datang dari kapal Pelni ketika singgah atau sandar di Pelabuhan Murhum Baubau.

"Dari data yang ada armada Pelni ada 11 kapal yang sandar di pelabuhan Murhum, ini hampir setengah dari kapal "putih" yang kami miliki, tentunya banyak sampah yang diturunkan dari kapal dan kami merasa bahwa perlu membuat RKS yang ada di wilayah Baubau," tuturnya, dalam sambutannya secara virtual. Asisten II Setda Pemkot Baubau, Ibnu Wahid mewakili Wali Kota Baubau melakukan pengguntingan pita peluncuran Rumah Kelola Sampah Kampung Pelni Baubau, di Baubau, Rabu. (foto Antara/Yusran)

Sementara, Wali Kota Baubau, AS Tamrin mengapresiasi kegiatan RKS Kampung Pelni yang seyogyanya Pelni selama ini berhubungan dengan laut namun sebagaimana yang disaksikan hari ini memberikan manfaat sangat besar di darat.

"Ini adalah wujud dari sebuah ekosistem yang memang harus kita bangun dengan bersinergi antara Pemerintah daerah, BUMN maupun BUMD dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi di Baubau khususnya," ujar Asisten II Setda Pemkot Baubau, Ibnu Wahid, mewakili Wali Kota Baubau AS Tamrin.

Wahid yang juga Pelaksana Tugas Kadis Lingkungan Hidup Baubau menyampaikan pesan permohonan maaf Wali Kota Baubau yang berhalangan hadir karena masih menjalankan tugas keluar daerah.

"Pesan-pesan dari Bapak Wali Kota Baubau bahwa kami betul-betul mengapresiasi RKS ini. Kita juga cukup senang, bahwa sebagaimana yang disampaikan pimpinan PT Pelni bahwa di Indonesia baru tiga RKS ini dan di Kota Baubau ini adalah yang ketiga," katanya.

Ini juga, kata Wahid, menunjukkan bahwa lalu lintas kapal Pelni di Baubau cukup besar. Dan program Bapak Presiden Jokowi mengenai tol laut di daerah itu juga menjadi program strategis.

"Saya kira ini bukan sesuatu yang tiba-tiba saja, saya kira ini jauh melalui analisa dan kajian sehingga RKS ini bisa terwujud di Kota Baubau," ujarnya.

Ia juga mengaku akan terus memonitori terkait apa yang dihasilkan dari RKS tersebut dan bersinergi dengan PT Pelni, camat, dan lurah agar bagaimana menyamakan persepsi dengan OPD-OPD terkait.
 

PT Pelni luncurkan rumah kelola sampah ketiga di Baubau

 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024