Makassar (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengupayakan pemulihan trauma para korban ledakan bom di Makassar, Sulawesi Selatan saat mengunjungi mereka di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Selasa.
"Saya juga sudah sampaikan ke Kepala Rumah Sakit Bhayangkara nanti pasca pemulihan harus didampingi untuk hipnoterapi atau trauma healingnya, untik supaya bisa kembali normal," ujar Risma.
Risma mengatakan pihaknya telah mengunjungi tiga korban luka berat yang masih dalam penanganan tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Beberapa dari korban luka berat yang dalam perawatan tersebut ada kemungkinan untuk segera pulang. Kondisi mereka relatif sehat, ujarnya.
Disamping itu, Risma berharap dapat bertemu petugas Satuan Pengamanan Gereja Kathedral Hati Yesus Yang Maha Kudus, Cosmas Balelembang, yang menjadi korban ledakan bom. Namun Cosmas telah pulang dari perawatan.
"Setelah ini mungkin berkunjung ke rumah Pak Cosmas, dia sudah pulang, mungkin ke rumahnya," kata dia.
Kementerian Sosial (Kemensos) juga menyerahkan bantuan bagi delapan korban luka berat dan 11 korban luka ringan dengan bantuan Rp67.500.000.
Risma berpesan bahwa sebelum merdeka, kondisi bangsa terpisah-pisah. Namun kondisi tersebut berbeda di masa kemerdekaan, dan sudah bukan saatnya lagi menbicarakan perbedaan.
"Saat dijajah kita perlu bersama jadi kalau sekarang kita ngomong perbedaan itu bukan saatnya lagi. Mari bersama-sama dan kalau begini bayangkan korban tidak bisa bekerja, sakit, anak-anak bisa jadi kehilangan orang tua, ” katanya.
Perbedaan, menurut dia, adalah kekayaan dan potensi, sebab Indonesia sudah diciptakan Tuhan beragam dan keragaman dan perbedaan merupakan kekuatan.
Risma mengajak masyarakat untuk merajut kebhinekaan dengan solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Dalam kunjungan tersebut, Mensos Risma didampingi oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat dan Dirjen Linjamsos Pepen Nazarrudin.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi korban ledakan bom di Rumah Sakit Bhayangkari Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/4/2021). (ANTARA/Devi Nindy)
"Saya juga sudah sampaikan ke Kepala Rumah Sakit Bhayangkara nanti pasca pemulihan harus didampingi untuk hipnoterapi atau trauma healingnya, untik supaya bisa kembali normal," ujar Risma.
Risma mengatakan pihaknya telah mengunjungi tiga korban luka berat yang masih dalam penanganan tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Beberapa dari korban luka berat yang dalam perawatan tersebut ada kemungkinan untuk segera pulang. Kondisi mereka relatif sehat, ujarnya.
Disamping itu, Risma berharap dapat bertemu petugas Satuan Pengamanan Gereja Kathedral Hati Yesus Yang Maha Kudus, Cosmas Balelembang, yang menjadi korban ledakan bom. Namun Cosmas telah pulang dari perawatan.
"Setelah ini mungkin berkunjung ke rumah Pak Cosmas, dia sudah pulang, mungkin ke rumahnya," kata dia.
Kementerian Sosial (Kemensos) juga menyerahkan bantuan bagi delapan korban luka berat dan 11 korban luka ringan dengan bantuan Rp67.500.000.
Risma berpesan bahwa sebelum merdeka, kondisi bangsa terpisah-pisah. Namun kondisi tersebut berbeda di masa kemerdekaan, dan sudah bukan saatnya lagi menbicarakan perbedaan.
"Saat dijajah kita perlu bersama jadi kalau sekarang kita ngomong perbedaan itu bukan saatnya lagi. Mari bersama-sama dan kalau begini bayangkan korban tidak bisa bekerja, sakit, anak-anak bisa jadi kehilangan orang tua, ” katanya.
Perbedaan, menurut dia, adalah kekayaan dan potensi, sebab Indonesia sudah diciptakan Tuhan beragam dan keragaman dan perbedaan merupakan kekuatan.
Risma mengajak masyarakat untuk merajut kebhinekaan dengan solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Dalam kunjungan tersebut, Mensos Risma didampingi oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat dan Dirjen Linjamsos Pepen Nazarrudin.