Kendari (ANTARA) - Penghasilan nelayan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama beberapa bulan terakhir mengalami penurunan drastis akibat cuaca ekstrem yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan berkurang.

"Sudah hampir tiga bulan nelayan tangkap tradisional di kota Baubau kesulitan menangkap ikan karena masuk musim angin kencang. Kondisi tersebut, hasil tangkap dan penghasilan sehari-hari pun menurun cukup tajam," kata Adi, salah satu nelayan tangkap di Kota Baubau, Kamis.

Ia mengatakan,  sejak bulan Desember 2020 lalu, hasil tangkapan ikannya menggunakan jaring cukup sedikit, bahkan kadang merugi karana sama sekali tidak mendapatkan ikan. Ia mengaku kadang takut melaut karena cuaca buruk.

"Kadang tidak dapat ikan kadang rugi karena sudah sedia pancing beli umpan padahal tidak dapat, kalau sudah musim barat begini, akibatnya, sehingga sampai saat ini masih takut turun di laut," ujaranya.

Dalam kondisi darurat dirinya terpaksa membeli ikan dari luar Baubau untuk dijual kembali demi menyambung hidup. Kadang pula seluruh tangkap nelayan disekitarnya dikumpulkan dan dijual kembali kemudian membagi hasil keuntungan.

Adi menambahkan, harga ikan tangkap miliknya harganya berfluktuasi mulai dari Rp20 hingga Rp100 ribu tergantung cuaca dan hasil tangkapannya.

Selama hampir 10 tahun berprofesi sebagai nelayan, ia mengaku kondisi tersebut sering dialaminya setiap tahun di musim yang sama, dan ia berharap pada Maret atau April mendatang hasil tangkapannya kembali normal.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024