Jakarta (ANTARA) - Kiper Bayern Munich Manuel Neuer mengatakan timnya mencemaskan penyerang veteran yang membela Tigres Andre-Pierre Gignac, menjelang pertandingan final Piala Dunia Klub.
Bayern yang berstatus juara Eropa akan menghadapi wakil Amerika Tengah Tigres asal Meksiko pada final yang dimainkan di Al Rayyan, pada Kamis (11/2).
Mantan penyerang timnas Prancis Gignac telah mencetak enam gol dalam empat penampilan terakhirnya, termasuk penalti pada babak kedua saat Tigres menang atas Palmeiras di fase semifinal pada Minggu.
"Dalam diri Gignac, mereka memiliki penyerang andalan yang sensasional dengan penyelesaiannya di kotak penalti," kata Neuer pada konferensi pers seperti dikutip AFP.
"Ia memiliki pengalaman. Menurut saya, ia cepat beradaptasi terhadap pertandingan dan tipe sepak bola yang kami mainkan di Eropa," tambahnya.
Jika Bayern menang, mereka akan menjadi klub kedua setelah Barcelona pada 2009 yang mampu menyapu bersih keenam trofi yang dapat dimenangi dalam rentang waktu 12 bulan.
Tim Bavaria itu telah menjuarai Liga Champions, Liga Jerman, Piala Jerman, Piala Super Eropa, dan Piala Super Spanyol pada 2020.
Robert Lewandowski mencetak kedua gol saat Bayern mengalahkan tim Mesir Al Ahly pada semifinal yang dimainkan pada Senin.
Namun Bayern tidak akan diperkuat pemain bertahan andalan Jerome Boateng, yang pulang ke Jerman lebih awal karena alasan pribadi.
Neuer juga menyebut dua pemain bek sayap Tigres, Jesus Duenas dan Luis Rodriguez, sebagai pemain-pemain yang patut diwaspadai.
"Itu tidak perlu dikatakan lagi, kami perlu menjaga kecepatan, kami perlu menekan lawan. Kami perlu (bermain) sangat cepat," tegas Neuer.
Di sisi lain, belum pernah ada klub Meksiko yang mencapai final Piala Dunia Klub, dan klub Brazil Corinthians menjadi tim non Eropa terakhir yang memenangi trofi itu pada 2012.
Pelatih Tigres Ricardo Ferretti sedikit jengkel dengan minimnya rasa hormat yang diterima timnya.
"Kelihatannya Anda harus mengalahkan Palmeiras untuk dapat (dihormati). Fokusnya selalu pada tim lain (dari Eropa), sebagai contoh," kata Ferretti.
"Kami tidak menyangkal kemampuan atau pencapaian-pencapaian Bayern, namun mengapa Anda hanya fokus pada salah satu tim? Kami tidak takut kepada tim manapun. Kami akan mengatasi pertandingan dengan rasa hormat, dan berusaha untuk menerapkan permainan kami," pungkasnya.
Bayern yang berstatus juara Eropa akan menghadapi wakil Amerika Tengah Tigres asal Meksiko pada final yang dimainkan di Al Rayyan, pada Kamis (11/2).
Mantan penyerang timnas Prancis Gignac telah mencetak enam gol dalam empat penampilan terakhirnya, termasuk penalti pada babak kedua saat Tigres menang atas Palmeiras di fase semifinal pada Minggu.
"Dalam diri Gignac, mereka memiliki penyerang andalan yang sensasional dengan penyelesaiannya di kotak penalti," kata Neuer pada konferensi pers seperti dikutip AFP.
"Ia memiliki pengalaman. Menurut saya, ia cepat beradaptasi terhadap pertandingan dan tipe sepak bola yang kami mainkan di Eropa," tambahnya.
Jika Bayern menang, mereka akan menjadi klub kedua setelah Barcelona pada 2009 yang mampu menyapu bersih keenam trofi yang dapat dimenangi dalam rentang waktu 12 bulan.
Tim Bavaria itu telah menjuarai Liga Champions, Liga Jerman, Piala Jerman, Piala Super Eropa, dan Piala Super Spanyol pada 2020.
Robert Lewandowski mencetak kedua gol saat Bayern mengalahkan tim Mesir Al Ahly pada semifinal yang dimainkan pada Senin.
Namun Bayern tidak akan diperkuat pemain bertahan andalan Jerome Boateng, yang pulang ke Jerman lebih awal karena alasan pribadi.
Neuer juga menyebut dua pemain bek sayap Tigres, Jesus Duenas dan Luis Rodriguez, sebagai pemain-pemain yang patut diwaspadai.
"Itu tidak perlu dikatakan lagi, kami perlu menjaga kecepatan, kami perlu menekan lawan. Kami perlu (bermain) sangat cepat," tegas Neuer.
Di sisi lain, belum pernah ada klub Meksiko yang mencapai final Piala Dunia Klub, dan klub Brazil Corinthians menjadi tim non Eropa terakhir yang memenangi trofi itu pada 2012.
Pelatih Tigres Ricardo Ferretti sedikit jengkel dengan minimnya rasa hormat yang diterima timnya.
"Kelihatannya Anda harus mengalahkan Palmeiras untuk dapat (dihormati). Fokusnya selalu pada tim lain (dari Eropa), sebagai contoh," kata Ferretti.
"Kami tidak menyangkal kemampuan atau pencapaian-pencapaian Bayern, namun mengapa Anda hanya fokus pada salah satu tim? Kami tidak takut kepada tim manapun. Kami akan mengatasi pertandingan dengan rasa hormat, dan berusaha untuk menerapkan permainan kami," pungkasnya.