Kolaka (ANTARA) - Sebanyak 35 hektare sawah milik petani di Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka, Sultra, diserang hama penggerek batang sehingga berdampak gagal panen.
Petugas penyuluh pertanian Kecamatan Samaturu yang dikonfirmasi, Popalaya melalui pesan singkatnya, Rabu, mengatakan hama yang menyerang tanaman padi warga akibat curah hujan yang sangat tinggi.
Menurutnya 35 hektare sawah berada di kelurahan Tonganapo dan Desa Wowa Tamboli yang terkena hama penggerak batang itu merupakan tanaman bibit padi yang baru berusia satu bulan.
" Padi yang terserang hama itu selain akibat curah hujan yang tinggi juga pola tanam yang tidak serempak dan varietas padi yang monoton," kata Popalaya.
Sebagai petugas penyuluh pertanian kata dia sudah melakukan koordinasi kepada beberapa petani untuk dilakukan pengendalian massal serta melaporkan kejadian itu ke Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura melalui bidang tanaman pangan.
Popalaya juga menjelaskan tanaman padi yang terserang hama penggerek batang ini seluas 35 hektare terjadi di dua desa namun desa lainnya belum diketahui apakah juga ikut berdampak kepada petani lainnya.
" Kalau di wilayah desa lain kami belum mengetahui karena masing-masing punya petugas penyuluh pertanian," ungkapnya.
Petugas penyuluh pertanian Kecamatan Samaturu yang dikonfirmasi, Popalaya melalui pesan singkatnya, Rabu, mengatakan hama yang menyerang tanaman padi warga akibat curah hujan yang sangat tinggi.
Menurutnya 35 hektare sawah berada di kelurahan Tonganapo dan Desa Wowa Tamboli yang terkena hama penggerak batang itu merupakan tanaman bibit padi yang baru berusia satu bulan.
" Padi yang terserang hama itu selain akibat curah hujan yang tinggi juga pola tanam yang tidak serempak dan varietas padi yang monoton," kata Popalaya.
Sebagai petugas penyuluh pertanian kata dia sudah melakukan koordinasi kepada beberapa petani untuk dilakukan pengendalian massal serta melaporkan kejadian itu ke Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura melalui bidang tanaman pangan.
Popalaya juga menjelaskan tanaman padi yang terserang hama penggerek batang ini seluas 35 hektare terjadi di dua desa namun desa lainnya belum diketahui apakah juga ikut berdampak kepada petani lainnya.
" Kalau di wilayah desa lain kami belum mengetahui karena masing-masing punya petugas penyuluh pertanian," ungkapnya.