Kendari (ANTARA) - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan bahwa terdapat lima sektor yang dominan menyumpang pajak di daerah itu.
Kepala KPP Pratama Kendari Muhammad Yusrie Abbas di Kendari, Jumat, mengatakan kelima sektor tersebut di antaranya industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, konstruksi, pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan besar dan eceran.
Kepala KPP Pratama Kendari, Muhammad Yusrie Abbas mengatakan dari total realisasi pajak pada tahun 2020 mencapai Rp1,338 triliun atau 94,35 persen dari target Rp 1,376 triliun.
"Industri pengolahan menyumbang senilai Rp147,441 miliar atau 11,37 persen dari total penerimaan pajak tahun ini," kata Yusrie.
Ia juga menyampaikan pada sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 5,10 persen. Sektor ini menyumbang pajak Rp93,776 miliar atau berkontribusi sebesar 7,23 persen.
Menurutnya, pertumbuhan pada sektor ini dikarenakan meningkatnya penyaluran pembiayaan kepada masyarakat.
Kepala KPP Pratama Kendari Muhammad Yusrie Abbas di Kendari (ANTARA/Harianto)
Sementara itu, tiga sektor yakni konstruksi, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran mengalami penurunan akibat terhambatnya kegiatan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19, pengalihan anggaran APBN/APBD dari pembangunan infrastruktur ke penanganan COVID-19, dan pemanfaatan insentif pajak.
Sektor konstruksi berkontribusi sebesar 20,48 persen dari total penerimaan pajak atau senilai Rp265,688 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 13,05 persen atau senilai Rp169,342 miliar.
Kemudian pada sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi sebesar 7,83 persen atau Rp101,537 miliar.
"Untuk sektor lainnya rata-rata mengalami penurunan pertumbuhan, dikarenakan kondisi ekonomi, konsumsi, dan daya beli masyarakat selama masa pandemi COVID-19," pungkas Kepala KPP Pratama Kendari, Muhammad Yusrie Abbas.
Kepala KPP Pratama Kendari Muhammad Yusrie Abbas di Kendari, Jumat, mengatakan kelima sektor tersebut di antaranya industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, konstruksi, pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan besar dan eceran.
Kepala KPP Pratama Kendari, Muhammad Yusrie Abbas mengatakan dari total realisasi pajak pada tahun 2020 mencapai Rp1,338 triliun atau 94,35 persen dari target Rp 1,376 triliun.
"Industri pengolahan menyumbang senilai Rp147,441 miliar atau 11,37 persen dari total penerimaan pajak tahun ini," kata Yusrie.
Ia juga menyampaikan pada sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 5,10 persen. Sektor ini menyumbang pajak Rp93,776 miliar atau berkontribusi sebesar 7,23 persen.
Menurutnya, pertumbuhan pada sektor ini dikarenakan meningkatnya penyaluran pembiayaan kepada masyarakat.
Sementara itu, tiga sektor yakni konstruksi, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran mengalami penurunan akibat terhambatnya kegiatan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19, pengalihan anggaran APBN/APBD dari pembangunan infrastruktur ke penanganan COVID-19, dan pemanfaatan insentif pajak.
Sektor konstruksi berkontribusi sebesar 20,48 persen dari total penerimaan pajak atau senilai Rp265,688 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 13,05 persen atau senilai Rp169,342 miliar.
Kemudian pada sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi sebesar 7,83 persen atau Rp101,537 miliar.
"Untuk sektor lainnya rata-rata mengalami penurunan pertumbuhan, dikarenakan kondisi ekonomi, konsumsi, dan daya beli masyarakat selama masa pandemi COVID-19," pungkas Kepala KPP Pratama Kendari, Muhammad Yusrie Abbas.