Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi meminta kepada pemerintah daerah di kabupaten/kota agar mendorong para pelaku usaha agar bisa menciptakan produk-produk daerah khususnya pertanian sehingga pasarannya bisa mendunia atau mengglobal.

"Saya mengimbau kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dan instansi terkait agar terus meningkatkan sinergitas antar stakeholder (pemangku kepentingan) dalam rangka mendorong peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara," kata Ali Mazi di Kendari, Kamis.

Ia menyampaikan pemda kabupaten/kota harus mendorong dan memberikan motivasi kepada para pelaku usaha yang sudah siap, baik produk mete maupun komoditi lainnya agar lebih berusaha memasarkan produk usahanya ke pasar global.

Kata Ali Mazi, pemerintah daerah juga harus dapat lebih proaktif memfasilitasi dan membantu para pelaku usaha mengatasi permasalahan dalam mengembangkan komoditas ekspor baik berupa keterbatasan akses informasi pasar dan promosi ekspor, permasalahan bahan baku, keterbatasan orientasi ekspor, kurangnya permodalan, inovasi, dan permasalahan ekspor lainnya yang dihadapi pada saat ini.

"Hal ini diperlukan komitmen kuat semua pemangku kepentingan untuk melakukan penanganan terpadu di seluruh sektor baik hulu maupun hilir serta harus selalu proaktif dan jangan pasif," ujar dia.

Sementara kepada para pelaku usaha Ali Mazi berpesan agar terus berinovasi mengembangkan produk komoditas unggulan daerahnya sehingga semakin banyak produk unggulan Sulawesi Tenggara yang bisa menembus pasar internasional.

"Dan terus berupaya meningkatkan daya saing sehingga semakin kompetitif di pasar global," tutur Ali Mazi.

Ia menyampaikan berdasarkan data BPS total nilai ekspor Sulawesi Tenggara selama periode Januari-November 2020 sebesar 409,907 juta dolar AS.

"Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor Januari November 2020 ekspor produk industri pengolahan berkontribusi sebesar 99,49 persen, ekspor produk pertambangan 0,2 0 persen dan sisanya 0,32 persen adalah kontribusi dari produk pertanian," jelasnya.

Ia menilai, gambaran data capaian ekspor tersebut menunjukkan bahwa hingga saat ini ekspor produk pertanian Sulawesi Tenggara masih sangat minim karena masih banyak potensi pertanian yang belum tergarap secara maksimal khususnya pada sub sektor perkebunan baik pada sisi keragaman produk (komoditi) kreativitas dan kualitas data dari sisi volume dan tujuan negara ekspor.

Sebelumnya, pada 15 Januari 2021 lalu Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Kendari memfasilitasi pelepasan ekspor 48 ton biji mete asal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ke Vietnam.

Biji mete atau Anacardium occidentale yang diekspor dengan nilai perdagangan sekitar Rp939 juta diberangkatkan melalui Pelabuhan New Port Kendari, Jumat.

"Ekspor kali ini terlaksana atas kerja sama Pemda Buton Utara dan pengusahanya, kami selaku otoritas karantina memfasilitasi ekspor dengan memastikan biji mete telah memenuhi persyaratan teknis," kata Kepala Karantina Pertanian Kendari N. Prayatno Ginting seusai penyerahan sertifikat karantina atau Phytosanitary Certificate (PC) di Kendari.

Gubernur Sultra, Ali Mazi yang hadir dan turut menyaksikan pelepasan perdana biji mete di awal tahun 2021 ini memberikan dukungan dan mendorong penuh terhadap upaya meningkatkan ekspor.

Gubernur juga menyebutkan, selain biji mete banyak hasil pertanian ekspor unggulan asal wilayahnya, antara lain kopra, kakao, beras, cengkih, jagung, lada, kemiri dan sarang burung walet.

Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Junaidi yang hadir mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyebutkan bahwa peluang dan potensi ekspor komoditas asal sub sektor perkebunan ini sangat besar.

Selain Kabupaten Buton Utara kata dia, terdapat kabupaten lainnya di Sultra yang memiliki potensi ekspor biji mete.

"Penghasil mete di Sultra hampir seluruh kabupaten, khususnya jazirah Muna dan Buton, harapannya juga bisa diekspor," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024