Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan DAN Peternakan Kendari, Sitti Ganef, mengatakan bahwa sekitar 60 persen dari total kebutuhan pakan ternak di Kendari masih disuplai dari luar kota atau dari Provinsi Sulsel.
"Sampai saat ini masih sekitar 60 persen kebutuhan pakan ternak di Kendari masih disuplai dari luar daerah. Sementara produksi pakan ternak dari pabrik pakan yang kita miliki baru mampu memenuhi sekitar 40," kata Sitti Ganef, di Kendari, Senin.
Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat harga pakan ternak Kendari masih tergolong tinggi karena risiko yang diterima oleh para peternak dengan mengambil pakan ternak dari luar biaya pengiriman yang cukup tinggi.
"Ongkos kirim menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh para peternak. Sehingga ini menjadi salah satu kendala peternak dalam mengembangkan usaha," katanya.
Untuk itu kata Ganef, pihaknya memaksimalkan produksi pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu Kendari agar bisa memproduksi lebih dari satu ton sehari.
"Untuk meningkatkan produksi pakan ternak tersebut, tentunya harus didukung oleh ketersediaan bahan baku yakni jagung kering giling," katanya.
Disebutkan tahun 2020 lalu, produksi jagung Kendari mencapai 649 ton kering giling dari lahan produksi seluas 213 hektare yang tersebar di beberapa kelurahan dengan produktivitas 30,4 kuintal per hektare.
"Produksi jagung tersebut kebagian besar untuk memenuhi bahan baku dari pabrik pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo," katanya.
"Sampai saat ini masih sekitar 60 persen kebutuhan pakan ternak di Kendari masih disuplai dari luar daerah. Sementara produksi pakan ternak dari pabrik pakan yang kita miliki baru mampu memenuhi sekitar 40," kata Sitti Ganef, di Kendari, Senin.
Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat harga pakan ternak Kendari masih tergolong tinggi karena risiko yang diterima oleh para peternak dengan mengambil pakan ternak dari luar biaya pengiriman yang cukup tinggi.
"Ongkos kirim menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh para peternak. Sehingga ini menjadi salah satu kendala peternak dalam mengembangkan usaha," katanya.
Untuk itu kata Ganef, pihaknya memaksimalkan produksi pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu Kendari agar bisa memproduksi lebih dari satu ton sehari.
"Untuk meningkatkan produksi pakan ternak tersebut, tentunya harus didukung oleh ketersediaan bahan baku yakni jagung kering giling," katanya.
Disebutkan tahun 2020 lalu, produksi jagung Kendari mencapai 649 ton kering giling dari lahan produksi seluas 213 hektare yang tersebar di beberapa kelurahan dengan produktivitas 30,4 kuintal per hektare.
"Produksi jagung tersebut kebagian besar untuk memenuhi bahan baku dari pabrik pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo," katanya.