Jakarta (ANTARA) - Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Barat Brigjen TNI Firman Dahlan mengatakan memasuki hari kelima pascagempa magnitudo 6,2 di provinsi itu, tim masih mencari tiga warga yang hingga kini belum ditemukan.
"Informasi yang kami terima bahwa masih ada tiga korban yang belum kita temukan. Informasi itu dari masyarakat yang tidak bisa dijangkau oleh transportasi," kata Komandan Korem (Danrem) 142 Taroada Tarogau itu saat konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Sejak terjadinya bencana, satgas langsung melakukan beberapa tugas prioritas, di antaranya mencari para korban yang tertimpa bangunan roboh akibat gempa bumi magnitudo 6,2.
Hingga kini, Basarnas juga terus berupaya mencari kemungkinan korban-korban yang masih tertimbun bangunan, meskipun peluang mereka hidup tergolong kecil.
Seiring misi pencarian korban, tim juga melakukan kegiatan untuk memelihara akses jalan untuk memperlancar transportasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Kemudian, termasuk pula mengatasi jembatan yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain guna memperlancar evakuasi di lokasi bencana.
Berdasarkan informasi awal terdapat jembatan putus di wilayah Kabupaten Mamuju. Namun, setelah ditinjau, jembatan itu masih bisa dipakai dan digunakan.
"Ternyata hanya tertimbun tanah, namun sudah dibersihkan dan bisa dilalui," ujar Firman Dahlan.
Prioritas penanganan selanjutnya ialah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Pada hari pertama bencana, satgas kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk mendukung operasional kegiatan.
Terkait komunikasi, Firman Dahlan mengatakan saat ini sudah bagus dan tidak ada kendala, bahkan hampir di semua wilayah Kabupaten Mamuju.
"Hampir di semua wilayah Mamuju kami berkomunikasi menggunakan telepon selular, seperti biasanya," ujar dia.
"Informasi yang kami terima bahwa masih ada tiga korban yang belum kita temukan. Informasi itu dari masyarakat yang tidak bisa dijangkau oleh transportasi," kata Komandan Korem (Danrem) 142 Taroada Tarogau itu saat konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Sejak terjadinya bencana, satgas langsung melakukan beberapa tugas prioritas, di antaranya mencari para korban yang tertimpa bangunan roboh akibat gempa bumi magnitudo 6,2.
Hingga kini, Basarnas juga terus berupaya mencari kemungkinan korban-korban yang masih tertimbun bangunan, meskipun peluang mereka hidup tergolong kecil.
Seiring misi pencarian korban, tim juga melakukan kegiatan untuk memelihara akses jalan untuk memperlancar transportasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Kemudian, termasuk pula mengatasi jembatan yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain guna memperlancar evakuasi di lokasi bencana.
Berdasarkan informasi awal terdapat jembatan putus di wilayah Kabupaten Mamuju. Namun, setelah ditinjau, jembatan itu masih bisa dipakai dan digunakan.
"Ternyata hanya tertimbun tanah, namun sudah dibersihkan dan bisa dilalui," ujar Firman Dahlan.
Prioritas penanganan selanjutnya ialah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Pada hari pertama bencana, satgas kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk mendukung operasional kegiatan.
Terkait komunikasi, Firman Dahlan mengatakan saat ini sudah bagus dan tidak ada kendala, bahkan hampir di semua wilayah Kabupaten Mamuju.
"Hampir di semua wilayah Mamuju kami berkomunikasi menggunakan telepon selular, seperti biasanya," ujar dia.