Kendari (ANTARA) - Sebagian warga Sulawesi Tenggara tidak merasakan adanya gempa bermagnitudo 5,3 pada Kamis pukul 03:36 WIB.

Usman (27) salah seorang warga di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Anduonohu, mengatakan dirinya tidak merasakan adanya gempa saat subuh tadi dan tidak mendengar adanya goncangan ataupun getaran di dalam rumah.

"Di daerah sini (wilayah Anduonohu) tidak ada yang rasakan gempa, kalau ada pasti ribut, ditambah lagi pasti banjir story WA-nya orang, tapi ini tidak ada," katanya, saat dihubungi via telepon selulernya.

Aini (25) warga Kecamatan Baruga, mengatakan ia juga tidak merasakan gempa di sekitar wilayah rumahnya.

"Tidak ada saya rasa, yang goyang, atau gemetar di dalam rumah juga tidak ada," tutur Aini.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis adanya gempa tektonik bermagnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (3/12/2020) pukul 03:36 WIB.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, melalui rilisnya yang diterima di Kendari, mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M=5,3.

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3.41 LS dan 123.37 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 78 km arah Timur Laut Konawe-Kepulauan Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 10 km," kata dia.

Rahmat menuturkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust fault).

Dikatakannya, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kendari III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Konawe Selatan, Konawe Kepulauan II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa hingga pukul 04:45 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Ia kemudian mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," kata  Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024