Wangiwangi (ANTARA) - Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan bertajuk Soaialisasi, Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (KPK) melalui Pokja Advokasi" di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi, Jumat.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Jumardin, diikuti oleh 30 peserta dari berbagai lintas sektor, antara lain Kemenkes, Kemenag, Kemensos, PKK, Dinas tanaman pangan, IBI, dan lain-lain.
Jumardin mengatakan, Pemerintah Wakatobi sangat menyambut baik kegiatan yang digelar BKKBN ini karena tujuannya sangat mulia yakni mengajak seluruh lintas sektor untuk bersama-sama menanggulangi stunting di Wakatobi.
"Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak menghendaki adanya anak-anak tumbuh stunting di daerah ini," katanya.
Namun, kata dia bahwa hasil survei menemukan adanya kasus tersebut di beberapa kecamatan di daerah yang terkenal dengan sektor pariwisatanya tersebut.
"Tentu kita sebagai abdi negara dan masyarakat harus siap sekuat kemampuan itu mengurangi angka stunting dan menyetop kasus ini agar tidak ada lagi kasua baru," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sultra, yang diwakili Kepala Bidang Kependudukan, Mustakim, menyampaikan laporannya bahwa belum lama ini jajaran Perwakilan BKKBN Sultra bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi turun kebeberapa titik kecamatan yang terdampak stunting untuk melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu hamil dan pemilik anak baduta.
"Kami sudah turun melakukan sosialisasi pada dua titik di Kecamatan Tomia, dua titik di Kecamatan Kaledupa, satu titik di Kecamatan Wangi-Wangi, dan satu titik di Kecamatan Wangi-wangi Selatan," katanya.
Mustakim berharap kepada Tim Advokasi Penangulangan Stunting yang telah terbentuk di Wakatobi dapat bekerja maksimal.
"Dan BKKBN Sultra bersama Dinas PPKB Wakatobi siap bekerja sama untuk terus mengoptimalkan Tim Advokasi ini dalam merealisasikan program kerjanya," pungkasnya.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Jumardin, diikuti oleh 30 peserta dari berbagai lintas sektor, antara lain Kemenkes, Kemenag, Kemensos, PKK, Dinas tanaman pangan, IBI, dan lain-lain.
Jumardin mengatakan, Pemerintah Wakatobi sangat menyambut baik kegiatan yang digelar BKKBN ini karena tujuannya sangat mulia yakni mengajak seluruh lintas sektor untuk bersama-sama menanggulangi stunting di Wakatobi.
"Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak menghendaki adanya anak-anak tumbuh stunting di daerah ini," katanya.
Namun, kata dia bahwa hasil survei menemukan adanya kasus tersebut di beberapa kecamatan di daerah yang terkenal dengan sektor pariwisatanya tersebut.
"Tentu kita sebagai abdi negara dan masyarakat harus siap sekuat kemampuan itu mengurangi angka stunting dan menyetop kasus ini agar tidak ada lagi kasua baru," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sultra, yang diwakili Kepala Bidang Kependudukan, Mustakim, menyampaikan laporannya bahwa belum lama ini jajaran Perwakilan BKKBN Sultra bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi turun kebeberapa titik kecamatan yang terdampak stunting untuk melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu hamil dan pemilik anak baduta.
"Kami sudah turun melakukan sosialisasi pada dua titik di Kecamatan Tomia, dua titik di Kecamatan Kaledupa, satu titik di Kecamatan Wangi-Wangi, dan satu titik di Kecamatan Wangi-wangi Selatan," katanya.
Mustakim berharap kepada Tim Advokasi Penangulangan Stunting yang telah terbentuk di Wakatobi dapat bekerja maksimal.
"Dan BKKBN Sultra bersama Dinas PPKB Wakatobi siap bekerja sama untuk terus mengoptimalkan Tim Advokasi ini dalam merealisasikan program kerjanya," pungkasnya.