Kendari (ANTARA) -
Pemerintah Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan kawasan wisata pantai Batu Sori yang berada di Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lea-Lea masuk dalam tujuh kawasan strategis dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPARDA).
Sekretaris Dinas Pariwisata Baubau, Moh. Abduh melalui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat mengungkapkan, saat ini tengah menjalin kerjasama dengan Universitas Halu Oleo (UHO) untuk menyusun studi kelayakan untuk memastikan kawasan tersebut layak dikembangkan dari sisi sosial ekonomi, teknis maupun sisi lingkungannya.
Studi kelayakan yang tengah disusun ini merupakan tindak lanjut agar RIPARDA yang sebelumnya telah disusun bisa menjadi sebuah Peraturan Daerah (Perda) di tahun 2020 ini.
"Kita nanti kaji setelah hasil seminar yang sedang dilakukan. Oleh tim juga akan turun dilapangan mengambil data-data yang dibutuhkan," ujarnya.
Yang pasti kata Abduh, pemerintah Kota Baubau terus berupaya mengembangkan potensi dan membuka peluang investasi di bidang pariwisata demi kemajuan daerah.
Ia mengatakan, semua data dari hasil studi kelayakan tersebut nantinya akan menjadi dasar kegiatan promosi investasi di sektor pariwisata Baubau.
"Jadi dengan hasil studi kelayakan ini bisa saja nanti ada investor yang menam modal, apakah itu untuk membangun hotel, home stay, rumah makan dan usaha lainnya karena melihat kawasan Batusori rupanya bisa menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Baubau," harapnya.
Abduh mengungkapkan kawasan wisata Batu sori sendiri memiliki 15 titik potensi wisata yang dapat dikembangkan diantaranya mangrove, sumur Lamedadi (sumur tak pernah kering), snorkeling, dan diving.
Pemerintah Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan kawasan wisata pantai Batu Sori yang berada di Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lea-Lea masuk dalam tujuh kawasan strategis dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPARDA).
Sekretaris Dinas Pariwisata Baubau, Moh. Abduh melalui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat mengungkapkan, saat ini tengah menjalin kerjasama dengan Universitas Halu Oleo (UHO) untuk menyusun studi kelayakan untuk memastikan kawasan tersebut layak dikembangkan dari sisi sosial ekonomi, teknis maupun sisi lingkungannya.
Studi kelayakan yang tengah disusun ini merupakan tindak lanjut agar RIPARDA yang sebelumnya telah disusun bisa menjadi sebuah Peraturan Daerah (Perda) di tahun 2020 ini.
"Kita nanti kaji setelah hasil seminar yang sedang dilakukan. Oleh tim juga akan turun dilapangan mengambil data-data yang dibutuhkan," ujarnya.
Yang pasti kata Abduh, pemerintah Kota Baubau terus berupaya mengembangkan potensi dan membuka peluang investasi di bidang pariwisata demi kemajuan daerah.
Ia mengatakan, semua data dari hasil studi kelayakan tersebut nantinya akan menjadi dasar kegiatan promosi investasi di sektor pariwisata Baubau.
"Jadi dengan hasil studi kelayakan ini bisa saja nanti ada investor yang menam modal, apakah itu untuk membangun hotel, home stay, rumah makan dan usaha lainnya karena melihat kawasan Batusori rupanya bisa menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Baubau," harapnya.
Abduh mengungkapkan kawasan wisata Batu sori sendiri memiliki 15 titik potensi wisata yang dapat dikembangkan diantaranya mangrove, sumur Lamedadi (sumur tak pernah kering), snorkeling, dan diving.