Kendari (ANTARA) - PLN wilayah Sulawesi bagian Selatan (Sulbangsel) yang mencakup interkoneksi dengan wilayah Sulawesi Tenggara dan daerah lainnya, ternyata masih memiliki cadangan daya kelistrikan sebesar 868 MW.

"Sistem kelistrikan di Sulawesi Tenggara, yang merupakan pembangkit yang masuk ke dalam sistem Sulawesi Bagian Selatan. Sistem Sulbagsel mencapai saat ini 2.269 MW, sistem ini memiliki beban puncak sebesar 1.401 MW, sehingga kita masih memiliki cadangan daya sebesar 868 MW," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar di Kendari, Rabu.

Dengan demikian, kata Suroso, masyarakat khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara termasuk kalangan pengusaha yang bergerak pada sektor pertambangan dengan membangun smelter, tidak perlu ragu karena PLN sebagai BUMN memiliki keandalan daya kelistrikan yang cukup tersedia dan aman untuk beberapa tahun ke depan.

"Kalau berbicara target penjualan lisrik kepada masyarakat, kami tidak bisa prediksi kapan seluruhnya bisa tercapai, tetapi yang pasti bahwa PLN menjamin penyediaan listrik bagi warga Sultra sepanjang sudah memiliki jaringan, termasuk kepada sejumlah perusahaan industri tambang berapa pun dibutuhkan," kata Suroso.


Ia mengatakan, ketersediaan daya listrik yang masih cukup besar itu tentu memberi dampak bagi perekonomian apalagi jumlah investor yang bergerak pada sektor pertambangan di Sultra mencapai 120 perusahaan.

"Tercatat sedikitnya ada tiga perusahaan yang akan disuplai listrik PLN dalam waktu singkat yakni, PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dengan kapasitas 412 Mega Volt Ampere (MVA), PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) dengan kapasitas 100 MVA dan PT Macika Mineral Industri (MMI) kapasitas 5 MVA," ujarnya.

Selain itu, ada 11 pelanggan potensial di Sultra dengan total kapasitas 771 MVA, diantaranya PT Kovalen Mining (Luwu Utara), PT Dimurahkan Multiguana Sejahtera (Konawe Utara), PT Antam UBPN Sulta (Kolaka), Stargate Mineral Asia (Konawe Utara) , PT Tambang Rejeki Kolaka (Kolaka) , PT Lestari Indometal Eraprima (Konawe Selatan), PT Artha Mining Industri (Bombana), PT Mahkota Konaweeha (Kendari), PT SBC Prime Metal (Kolaka), PT Toshida Smelter Indonesia (Kolaka), PT Yatoo Mega Smelter Indonesia (Konawe Selatan). Proyek Gardu Listrik milik PLN yang tengah dibangun di Kasipute Kabupaten Bombana dengan daya 150 kV yang diperkirakan sudah bisa difungsikan tahun akhir 2021 mendatang. (Foto ANTARA/Azis Senong)

Mengenai rasio kelistrikan di Sulawesi Tenggara, ia mengatakan, bahwa dari jumlah 2,7 juta penduduk Sultra baik yang bermukim di wilayah daratan maupun ke wilayah kepulauan dari 17 kabupaten kota, yang sudah terjangkau jaringan listrik mencapai 95,83 persen.


"Artinya, masih ada sekitar 4,2 persen wilayah di Sultra itu memang belum terjangkau listrik, karena beberapa kendala teknis. Namun pemerintah pusat dan daerah terus berupaya dengan pembangkitan listrik yang bisa dimanfaatkan seperti tenaga surya, mikrohidro dan pembangkit listrik lainnya yang murah dan aman," ujar Senior Manager SDM dan Umum Unit Induk Wilayah Sulsel Mundzakir.
   

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024