Kendari (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sampara membantu memulihkan ekonomi warga melalui program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di tengah pandemi COVID-19.

Kepala BKSDA Sultra Sakrianto Djawie mengatakan PKPM tersebut memiliki dua tujuan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) yaitu membantu ekonomi warga dan merehabilitasi kawan mangrove yang mengalami degradasi atau kerusakan.

"Tujuan kita bagaimana membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19, dan kita merehabilitasi kawasan. Manfaatnya kita merestorasi kawasan, kemudian masyarakat mendapat manfaat secara ekonomi dari upah kerja yang diberikan," kata Sakrianto, dalam keterangan resminya yang diterima di Kendari, Selasa.

Program Padat Karya Penanaman Mangrove dimulai dari dua desa di Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, yaitu Desa Ampera dan Desa Amolengo. Dimana lokasi penanaman mangrove yaitu di Tanjung Amolengo dengan melibatkan kelompok tani hutan binaan BKSDA Sultra di dua desa tersebut.

Kepala BPDASHL Sampara, M Aziz Ahsoni mengatakan salah satu program PEN yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) yang dimulai sejak awal November sampai pertengahan Desember 2020.

"Jadi ada dua agenda besar dari program padat karya ini yang pertama adalah penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sehingga ekonominya akan pulih dan yang kedua adalah pulihnya lingkungan yang ada khususya mangrove," kata Aziz.
  Warga Desa Ampera dan Desa Amolengo, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan saat menanam mangrove yang merupakan Program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) dalam rangka pemulihan enomi nasional di tengah pandemi COVID-19. (ANTARA/HO-BKSDA Sultra)

Azis menyampaikan, target PKPM yakni yang awalnya 600 hektare diperluas menjadi 1059 hektare pada tuhun 2020 yang tersebar di 12 kabupaten di antaranya Kabupaten Muna, Buton Utara, Konawe Selatan, Konawe dan Konawe Kepulauan dengan sekitar 64 desa.

"Program padat karya ini adalah pembayarannya berdasarkan account to account. Jadi nanti setiap anggota kelompok masyarakat ini memiliki rekening BRI dan kita dari BPDASHL Sampara akan menyalurkannya melalui rekening tersebut, jadi langsung ke rekening," jelasnya.

Sementara itu, Camat Kolono Timur Hamsir menilai bahwa PKPM tersebut telah membantu warganya di tengah adanya wabah COVID-19 dan akan memulihkan kawasan mangrove yang telah mengalami abrasi.

"Dengan adanya kegiatan penanaman mangrove melalui program padat karya ini sangat membantu sekali. Partisipasi masyarakat sangat tinggi karena mereka menganggap lapangan kerja sekarang cukup sulit bahkan di tengah pandemi juga pekerjaan banyak yang ditiadakan," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024