Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Korea Utara Berlian Napitupulu mempromosikan alam dan rumah kayu Indonesia kepada para pejabat organisasi internasional di Pyongyang, Korea Utara.
Para pejabat organisasi internasional itu antara lain bekerja untuk Badan Program Pangan Dunia (WFP), Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNPF), menurut keterangan tertulis KBRI Pyongyang yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dubes Berlian mengawali promosinya dengan tur singkat ke Galeri Mini Kebudayaan dan Pariwisata di halaman KBRI Pyongyang. Di dalam tur itu, Berlian menjelaskan profil singkat budaya dan wisata Indonesia kepada para pejabat tersebut melalui peta besar Indonesia, poster mengenai industri, tempat-tempat wisata yang terpampang di ruang galeri.
Selain memberikan tur dan paparan di galeri mengenai budaya dan pariwisata Indonesia, Dubes Berlian menjelaskan tentang rumah tradisional di Indonesia -- khususnya dari Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi -- yang pada umumnya terbuat dari kayu dan memakai tiang penyangga.
"Ini kecerdasan lokal karena rumah-rumah kayu itu terbukti tahan gempa yang sering melanda Indonesia dan juga relatif aman dari banjir karena memiliki kolong yang tinggi," katanya.
Disamping itu, dia menjelaskan bahwa rumah kayu berkolong juga bertujuan sebagai perlindungan dari binatang buas, terutama di daerah yang masih memiliki hutan luas, seperti Sumatera dan Sulawesi.
Lebih lanjut Dubes Berlian menggunakan kesempatan tur kecil itu untuk mempromosikan rumah kayu Woloan dari Sulawesi Utara yang dibuat dengan sistem complete knock-down (CKD) sehingga bisa dibuat sesuai pesanan. Rumah kayu jenis tersebut harganya kompetitif serta sudah diekspor ke berbagai negara.
"Saya sudah menyaksikan sendiri bahwa rumah kayu Woloan itu sangat menarik, kuat dan praktis. Anda tinggal pesan sesuai selera, rumah akan dikirim dan dipasang di alamat yang dituju, dan anda tinggal terima kunci. Saya bisa kirim gambar-gambar rumahnya, jika perlu informasi lebih lanjut kami siap bantu," ujar Berlian.
Di penghujung acara, Dubes Berlian menyampaikan terima kasih atas kedatangan para tamu dan partisipasi mereka dalam acara tur kecil yang berlangsung dengan lancar dan bersahabat.
Acara itu diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan persahabatan satu sama lain dan pengenalan akan Indonesia, terutama tentang makanan, budaya, wisata dan negara Indonesia pada umumnya.
Berlian juga menyampaikan rasa syukur bahwa acara promosi masih dapat berlangsung di tengah keterbatasan akibat kebijakan pembatasan sosial di tengah pandemi COVID-19 di Korea Utara, yang membuat KBRI Pyongyang juga harus mematuhi segala protokol kesehatan secara ketat.
"Berkat Tuhan Yang Maha Kasih dan didorong semangat, kerja keras dan kreativitas teman-teman, KBRI Pyongyang masih dapat terus melakukan kegiatan promosi Indonesia di negeri ginseng ini," ujarnya.
Para pejabat organisasi internasional itu antara lain bekerja untuk Badan Program Pangan Dunia (WFP), Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNPF), menurut keterangan tertulis KBRI Pyongyang yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dubes Berlian mengawali promosinya dengan tur singkat ke Galeri Mini Kebudayaan dan Pariwisata di halaman KBRI Pyongyang. Di dalam tur itu, Berlian menjelaskan profil singkat budaya dan wisata Indonesia kepada para pejabat tersebut melalui peta besar Indonesia, poster mengenai industri, tempat-tempat wisata yang terpampang di ruang galeri.
Selain memberikan tur dan paparan di galeri mengenai budaya dan pariwisata Indonesia, Dubes Berlian menjelaskan tentang rumah tradisional di Indonesia -- khususnya dari Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi -- yang pada umumnya terbuat dari kayu dan memakai tiang penyangga.
"Ini kecerdasan lokal karena rumah-rumah kayu itu terbukti tahan gempa yang sering melanda Indonesia dan juga relatif aman dari banjir karena memiliki kolong yang tinggi," katanya.
Disamping itu, dia menjelaskan bahwa rumah kayu berkolong juga bertujuan sebagai perlindungan dari binatang buas, terutama di daerah yang masih memiliki hutan luas, seperti Sumatera dan Sulawesi.
Lebih lanjut Dubes Berlian menggunakan kesempatan tur kecil itu untuk mempromosikan rumah kayu Woloan dari Sulawesi Utara yang dibuat dengan sistem complete knock-down (CKD) sehingga bisa dibuat sesuai pesanan. Rumah kayu jenis tersebut harganya kompetitif serta sudah diekspor ke berbagai negara.
"Saya sudah menyaksikan sendiri bahwa rumah kayu Woloan itu sangat menarik, kuat dan praktis. Anda tinggal pesan sesuai selera, rumah akan dikirim dan dipasang di alamat yang dituju, dan anda tinggal terima kunci. Saya bisa kirim gambar-gambar rumahnya, jika perlu informasi lebih lanjut kami siap bantu," ujar Berlian.
Di penghujung acara, Dubes Berlian menyampaikan terima kasih atas kedatangan para tamu dan partisipasi mereka dalam acara tur kecil yang berlangsung dengan lancar dan bersahabat.
Acara itu diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan persahabatan satu sama lain dan pengenalan akan Indonesia, terutama tentang makanan, budaya, wisata dan negara Indonesia pada umumnya.
Berlian juga menyampaikan rasa syukur bahwa acara promosi masih dapat berlangsung di tengah keterbatasan akibat kebijakan pembatasan sosial di tengah pandemi COVID-19 di Korea Utara, yang membuat KBRI Pyongyang juga harus mematuhi segala protokol kesehatan secara ketat.
"Berkat Tuhan Yang Maha Kasih dan didorong semangat, kerja keras dan kreativitas teman-teman, KBRI Pyongyang masih dapat terus melakukan kegiatan promosi Indonesia di negeri ginseng ini," ujarnya.