Jakarta (ANTARA) - Perancang busana asal Jepang, Kenzo Takada yang lebih dikenal sebagai Kenzo, meninggal dunia pada hari Minggu (4/10) waktu setempat seperti dinyatakan pihak rumah mode Kenzo.
Berusia 81 tahun, Takada meninggal akibat komplikasi yang disebabkan infeksi virus COVID-19 di American Hospital of Paris di Neuilly-sur-Seine wilayah barat ibu kota Paris, juru bicara rumah mode Kenzo mengatakan kepada media Prancis.
Rumah mode Kenzo memberikan konfirmasi kabar duka tersebut dalam sebuah pernyataan melalui unggahan di media sosial Instagram.
Rumah mode Kenzo memberikan penghormatan kepada Takada dan mengatakan label tersebut masih terinspirasi oleh semangat hidup dan optimisme.
Dikenal dengan motif warna-warni yang terinspirasi dari budaya dan kultur Jepang, seperti kimono, Takada juga membuat lini parfum dan perawatan kulit sehingga membantu bisnisnya berkembang pesat.
Takada yang menyatakan pensiun dari label eponimnya beberapa dekade yang lalu, kemudian menjual labelnya tersebut kepada LVMH, grup yang menjual barang-barang mewah terbesar di dunia, pada awal 1990-an.
Sejak saat itu Kenzo memiliki beberapa direktur kreatif, sementara Takada mempertahankan kecintaannya pada dunia mode tetapi menjelajahi bidang desain lainnya, termasuk furnitur.
Takada pada awal tahun ini sempat meluncurkan usaha baru di Paris, merek rumah dan gaya hidup bernama K3, bekerja sama dengan desainer lain, demikian Reuters dikutip Senin.
Berusia 81 tahun, Takada meninggal akibat komplikasi yang disebabkan infeksi virus COVID-19 di American Hospital of Paris di Neuilly-sur-Seine wilayah barat ibu kota Paris, juru bicara rumah mode Kenzo mengatakan kepada media Prancis.
Rumah mode Kenzo memberikan konfirmasi kabar duka tersebut dalam sebuah pernyataan melalui unggahan di media sosial Instagram.
Rumah mode Kenzo memberikan penghormatan kepada Takada dan mengatakan label tersebut masih terinspirasi oleh semangat hidup dan optimisme.
Dikenal dengan motif warna-warni yang terinspirasi dari budaya dan kultur Jepang, seperti kimono, Takada juga membuat lini parfum dan perawatan kulit sehingga membantu bisnisnya berkembang pesat.
Takada yang menyatakan pensiun dari label eponimnya beberapa dekade yang lalu, kemudian menjual labelnya tersebut kepada LVMH, grup yang menjual barang-barang mewah terbesar di dunia, pada awal 1990-an.
Sejak saat itu Kenzo memiliki beberapa direktur kreatif, sementara Takada mempertahankan kecintaannya pada dunia mode tetapi menjelajahi bidang desain lainnya, termasuk furnitur.
Takada pada awal tahun ini sempat meluncurkan usaha baru di Paris, merek rumah dan gaya hidup bernama K3, bekerja sama dengan desainer lain, demikian Reuters dikutip Senin.