Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari melakukan koordinasi dengan Pemprov Sulawesi Tenggara untuk mendapatkan fasilitas penanganan pasien COVID-19 karena ruang isolasi telah penuh, menyusul bertambahnya kasus konfirmasi positif virus corona baru di daerah itu.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa, mengatakan koordinasi tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi pemkot akibat penuhnya ruang perawatan bagi pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan di kota itu.
"Alhamdulillah (koordinasi, red.) berjalan dengan baik, beberapa pasien kita hari ini sudah menggunakan tempat perawatan isolasi yang disediakan provinsi yang ada di SMA Angkasa," katanya.
Mskipun telah mendapatkan bantuan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 yang kapasitasnya cukup besar, ia berharap ruang isolasi tersebut tidak terisi penuh oleh pasien pada masa mendatang.
Pihaknya akan terus melakukan upaya agar jumlah pasien sembuh dari COVID-19 di ibu kota provinsi itu bisa meningkat.
"Kita juga terus berupaya agar tingkat kesembuhan bisa lebih baik, karena walaupun angka positifnya cukup bertambah, cukup banyak tapi kan yang sembuh juga cukup banyak," ungkapnya.
Ia mempersoalkan persepsi yang terbentuk di masyarakat, di mana yang menjadi pembahasan terkait dengan kasus COVID-19 adalah jumlah konfirmasi positif.
Ia berharap, semua pihak proporsional dalam menyikapi pandemi virus itu.
"Cuma kadang-kadang yang banyak didiskusikan, yang banyak diperbincangkan itu jumlah positifnya, yang sembuhnya diabaikan. Sehingga ini juga yang perlu proporsional dalam memberitakan atau (kita, red.) meminta masyarakat untuk proporsional menyikapi, karena upaya untuk mencapai kesembuhan, optimal juga terus dilakukan," kata Sulkarnain.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kendari mencatat hingga 29 September 2020 jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 1.341 orang, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 748 orang, 569 orang masih dalam perawatan isolasi atau karantina dan 24 orang dinyatakan meninggal dunia.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa, mengatakan koordinasi tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi pemkot akibat penuhnya ruang perawatan bagi pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan di kota itu.
"Alhamdulillah (koordinasi, red.) berjalan dengan baik, beberapa pasien kita hari ini sudah menggunakan tempat perawatan isolasi yang disediakan provinsi yang ada di SMA Angkasa," katanya.
Mskipun telah mendapatkan bantuan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 yang kapasitasnya cukup besar, ia berharap ruang isolasi tersebut tidak terisi penuh oleh pasien pada masa mendatang.
Pihaknya akan terus melakukan upaya agar jumlah pasien sembuh dari COVID-19 di ibu kota provinsi itu bisa meningkat.
"Kita juga terus berupaya agar tingkat kesembuhan bisa lebih baik, karena walaupun angka positifnya cukup bertambah, cukup banyak tapi kan yang sembuh juga cukup banyak," ungkapnya.
Ia mempersoalkan persepsi yang terbentuk di masyarakat, di mana yang menjadi pembahasan terkait dengan kasus COVID-19 adalah jumlah konfirmasi positif.
Ia berharap, semua pihak proporsional dalam menyikapi pandemi virus itu.
"Cuma kadang-kadang yang banyak didiskusikan, yang banyak diperbincangkan itu jumlah positifnya, yang sembuhnya diabaikan. Sehingga ini juga yang perlu proporsional dalam memberitakan atau (kita, red.) meminta masyarakat untuk proporsional menyikapi, karena upaya untuk mencapai kesembuhan, optimal juga terus dilakukan," kata Sulkarnain.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kendari mencatat hingga 29 September 2020 jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 1.341 orang, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 748 orang, 569 orang masih dalam perawatan isolasi atau karantina dan 24 orang dinyatakan meninggal dunia.