Kendari (ANTARA) - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Baubau, Sulawesi Tenggara dr. Lukman mengemukakan kesadaran warga setempat untuk andil dalam penanganan pandemi virus corona jenis baru itu harus ditingkatkan

"Data Gugus Tugas Baubau, terkait kasus-kasus terkonfirmasi, hanya satu hingga dua persen saja datang sendiri untuk melakukan 'swab' (tes usap), selebihnya 20 hingga 30 persen terjaring lewat kegiatan 'rapid' (tes cepat) masif, dan sekitar 70 persen karena aktifinya kontak 'tracking' (pelacakan) yang kita lakukan," ujar dia melalui layanan pesan WhatsApp yang diterima di Kendari, Senin.

Ia mengatakan kegiatan masyarakat berkumpul dan menciptakan kerumunan akan menambah deret klaster baru penularan COVID-19 sehingga akan mempersulit upaya menahan laju transmisi COVID-19 di daerah ITU.

Dia mengatakan warga dengan usia produktif lebih menguasai angka penularan COVID-19 Baubau. Aktivitas mereka dengan usia itu dikhawatirkan akan terus meningkatkan angka penularan.

"Artinya usia produktif kan 'mobile', kalau dia 'mobile' berarti angka penularan COVID ini se-'mobile' orangnya," kata dia.

Ia mengimbau warga selalu menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri.

Pelanggar protokol kesehatan seperti yang tercantum dalam Peraturan Wali Kota Baubau Nomor 35 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanggulangan COVID-19 akan tetap mendapatkan sanksi.

Ia menyebut Baubau masih zona merah penularan COVID-19. Dalam seminggu, angka warga terpapar virus terus bertambah, sedangkan angka kesembuhan relatif sedikit.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024