Kendari (ANTARA) - Ratusan mahasiswa di Kota Kendarii dari berbagai lembaga organisasi melakukan aksi unjuk rasa di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menuntut keadilan pada peringatan satu tahun atas wafatnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi.
Pantauan ANTARA, massa yang berdatangan membawa atribut berupa topeng bergambar wajah almarhum Randi-Yusuf, poster hingga spanduk
Massa mempertanyakan proses hukum kasus tewasnya dua mahasiswa UHO yang telah terjadi satu tahun lalu di Kantor DPRD Sultra, pada 26 September 2019.
Massa yang datang dari kampus Universitas Halu Oleo (UHO) itu mendatangi Markas Polda Sultra untuk melakukan orasi menuntut penetapan pelaku atas tewasnya Randi-Yusuf.
Massa aksi menuntut ingin bertemu Kapolda Sultra untuk meminta penjelasan soal proses hukum Randi-Yusuf. Massa aksi berusaha masuk ke Markas Polda Sultra, untuk bertemu Kapolda, namun ditahan barikade Dalmas.
Sementara itu, dari pihak keamanan terlihat melakukan pengamanan ketat dengan menggunakan tameng, pentungan, hingga gas air mata, juga tiga unit mobil water canon.
Akibat aksi tersebut jalur menuju kantor gubernur Sultra ditutup dengan menggunakan kawat duri, sehingga para pengendara dialihkan menggunakan jalur lain.
Pantauan ANTARA, massa yang berdatangan membawa atribut berupa topeng bergambar wajah almarhum Randi-Yusuf, poster hingga spanduk
Massa mempertanyakan proses hukum kasus tewasnya dua mahasiswa UHO yang telah terjadi satu tahun lalu di Kantor DPRD Sultra, pada 26 September 2019.
Massa yang datang dari kampus Universitas Halu Oleo (UHO) itu mendatangi Markas Polda Sultra untuk melakukan orasi menuntut penetapan pelaku atas tewasnya Randi-Yusuf.
Massa aksi menuntut ingin bertemu Kapolda Sultra untuk meminta penjelasan soal proses hukum Randi-Yusuf. Massa aksi berusaha masuk ke Markas Polda Sultra, untuk bertemu Kapolda, namun ditahan barikade Dalmas.
Sementara itu, dari pihak keamanan terlihat melakukan pengamanan ketat dengan menggunakan tameng, pentungan, hingga gas air mata, juga tiga unit mobil water canon.
Akibat aksi tersebut jalur menuju kantor gubernur Sultra ditutup dengan menggunakan kawat duri, sehingga para pengendara dialihkan menggunakan jalur lain.