Baubau (ANTARA) - Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau, Sulawesi Tenggara, mulai mengoperasikan  akses masuk atau "pass" elektronik di pintu masuk dan keluar pelabuhan Murhum daerah itu.

Kepala Kantor UPP Kelas I Baubau, R Pradigdo, di Baubau, Rabu, mengatakan, pengoperasian akses masuk elektronik yang baru sepekan lebih berjalan itu masih tahap disosialisasikan kepada masyarakat khususnya pengendara pengunjung di pelabuhan.

"Kita masih uji coba dulu sambil pengenalan bahwa masuk pelabuhan sudah menggunakan sistem elektronik, karena masih banyak juga yang belum paham," katanya.

Untuk sementara ini, sosialisasi dengan menempatkan petugas yang sudah mengikuti pelatihan pengoperasian peralatan sistem komputer itu belum menemui kendala.

Namun demikian, pihaknya masih tetap akan melihat sembari mengevaluasi sosialisasi pengoperasian pass elektronik tersebut agar semakin berjalan lebih lancar.

"Saat ini tinggal kecepatan petugas mengoperasikan komputer di loket itu pada saat pembayaran saja, karena sebisa mungkin harus lebih cepat sehingga ketika proses masukan data  tidak timbulkan macet," ujarnya.

"Kalau di pintu masuk tidak ada kendala karena tinggal pencet saja. Mungkin di pintu keluarnya yang agak bisa menimbulkan masala dalam pelabuhan, tapi tinggal kecepatan petugasnya saja melayani pembayaran. Tapi kalau sudah ada kartu tinggal dilihat kode barkotnya sehingga akan lebih cepat," tambahnya.

Untuk menghindari terjadinya kemacetan di pintu pembayaran pass elektronik itu, pihaknya juga mengharapkan masyarakat pengunjung menyiapkan uang pas agar aktifitas keluar dan masuk di pelabuhan itu berjalan lebih lancar.

Selama ini belum adanya pass elektronik itu, pemangku kepentingan yang beraktifitas di pelabuhan memiliki tanda masuk pelabuhan semacam stiker yang berfungsi selama satu tahun. Namun dengan adanya pass tersebut pihaknya akan menyiapkan kartu.

"Untuk sementara ini kartu kita siapkan baru 1.000 lembar, tapi kalau masih kurang akan kita adakan sendiri lagi, karena itu kan satu paket dengan pekerjaan pass itu," ujarnya.

Sebanyak 1.000 kartu yang sudah tercetak tersebut, lanjut dia, masih ada yang belum terbagi seperti untuk Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) sebanyak 400 lebih.

"Ini masih tahap sosilisasi dulu. Mudah-mudahan setelah selesai semua input kartunya, pekan depan sudah bisa kita patenkan. Mudah-mudahan pengendara sudah memahami kondisinya," tutupnya.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024