Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Drs Asrun Lio, M.Hum, PhD dalam kunjungan beberapa hari di wilayah Kabupaten Buton Tengah dan Kota Baubau tidak lain untuk menyerap informasi terkait kebutuhan sekolah dan keluhan dari sekolah di dua wilayah itu.

Kepada Antara, saat dihubungi di Baubau melalui pesan WhatsApp, Selasa, Asrun Lio yang didampingi sejumlah pejabat eselon-III lingkup Dikbud itu mengatakan sengaja memboyong  sejumlah pejabatnya untuk memastikan agar para kepala sekolah dapat mengetahui fungsi dan tugas masing-masing para pejabat di provinsi.

Rangkaian kunjungan kerja Dikbud Sultra di dua wilayah kabupaten kota itu, pada hari ini dipusatkan di SMK Negeri 3 dan SMA negeri 3 Baubau.

"Mereka tidak tahu berkoodinasi kepada pejabat mana pada kasus-kasus tertentu. Misalnya masalah rotasi atau mutasi para guru, ini tentu mereka harus berhubungan pada bidang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan)," ujar Asrun saat  berkomunikasi dengan para kepala sekolah SMU-SMK.

Oleh karena itu, lanjut Asrun, dirinya menghadirkan hampir semua struktur di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra agar bisa diketahui masing-masing pejabatnya serta tupoksi masing-masing.

"Kalau mau berurusan di kepegawaian, ini ada pak Adam, dia Kasubag Kepegawaian, kalau berurusan dengan GTK, ini ada ibu Andi Asmawati. Terkait seksi-seksi SMK, ada Pak Husrin Haji, kepala seksinya dan begitu seterusnya," ungkap Asrun.

  Plt.Kadis Dikbud Sultra Drs Asrun Lio, M.Hum, PhD bersama pejabat eselon tiga meninjau ruang praktek di SMK negeri-3 Baubau. (Foto ANTARA/Azis Senong)
Ia berharap, dengan mengenalkan pejabatnya, selain pelayanan dinas terhadap sekolah semakin maksimal, juga menutup celah bagi para calo.

"Ini penting, agar nanti mereka tidak terjebak dalam berurusan pada orang yang tidak benar. Karena ini bagian dari pelayanan juga, kita pastikan tidak ada proses-proses pencaloan, tidak ada calo-calo yang bekerja pada dinas pendidikan dan kebudayaan. Mereka (Kasek) kalau ada masalah, langsung pada bidang atau seksi masing-masing," jelasnya.

Kunjungan ke SMK 3 Baubau, yang merupakan kunjungan keduanya pasca setahun berkunjung di sekolah kejuruan tersebut. Kali ini ia melihat SMKN 3 Baubau telah mengalami peningkatan signifikan sarana dan prasarana. 

Bahkan SMKN 3 Baubau telah layak menjadi "teaching factory" (pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis).

"Saya melihat bagaimana di jurusan busana sudah lengkap, sudah seperti konveksi. Dengan adanya bantuan-bantuan ini, baik itu di jurusan busana atau perhotelen, maka itu sudah memenuhi syarat sekolah ini bisa menjadi teaching factory. Teaching factory itu maksudnya, tidak hanya melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga ada produk-produk, seperti layaknya pabrik di sekolah," jelasnya.

  Plt.Kadis Dikbud Sultra Drs Asrun Lio, M.Hum, PhD melakukan ukur baju sebagai bentuk dukungan kepada pihak SMK negeri-3 Baubau yang telah memiliki fasilitas ruang praktek bagi siswa di sekolah itu. (Foto ANTARA/Azis Senong)
Dosen Bahasa Inggris FKIP UHO itu, juga  melakukan pengukuran untuk pembuatan baju, serta melihat secara langsung bagaimana pelayanan hotel anak bangsa milik Jurusan Perhotelan, yang lengkap dengan pelayanan receptionis, sovenir lokal, hingga dua ruang kamar hotel kelas satu. Termasuk melihat tempat praktik jurusan kecantikan dan tata boga.

Asrun Lio juga melihat bahwa sekolah di SMK Negeri-3 juga membutuhkan bantuan pembangunan Lab bahasa dan Lab IPA. Termasuk akan melakukan pemindahan guru bidang studi tertentu karena dinilai berlebihan pada sekolah dimaksud.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024