Batauga (ANTARA) - Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan peningkatan peningkatan kapasitas pengelola proyek prioritas nasional (Pro PN), promosi dan KIE pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) melalui bina keluarga balita (BKB) EMAS di Kabupaten Buton Selatan, Selasa.

Kegiatan itu dilakukan dalam rangka pencegahan Stunting dan Pembinaan fasilitasi penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja pada kelompok pusat informaai dan konseling (PIK) Remaja dan kelompok bina keluarga remaja (BKR) di Kabupaten Buton Selatan.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala BKKBN Sultra, Asmar, diikuti oleh keluarga yang memiliki anggota bawah dua tahun (Baduta), Kader BKB dan PLKB, sedangkan penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja diikuti oleh pengurus dan pengelola PIK Remaja dn Kader bina keluarga remaja (BKR) Buton Selatan.

"Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung proyek prioritas nasional atau Pro PN yaitu pencegahan Stunting melalui pengasuhan 1000 HPK," kata Asmar.

Asmar menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

"Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi," katanya.

Asmar mengatakan, lokus stunting di Sultra pada tahun 2020 ada 4 kabupaten yaitu Kabupaten Kolaka Timur, Muna, Buton Selatan dan Kabupaten Wakatobi.

"Pencegahan stunting yang bisa dilakukan BKKBN adalah dari segi pengasuhan balita, terutama masa periode yaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan yang semua itu bisa diperoleh pada kegiatan di Kelompok BKB  sehingga kader BKB harus bisa memberikan informasi ini," katanya.

Sementara untuk Program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) kata Asmar, ditujukan kelompok PIK remaja dan keluarga yang mempunyai remaja bahwa kesiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja menjadi tanggung jawab remaja itu sendiri.

"Termasuk juga orang tua sehingga diharapkan generasi penerus atau remaja yang bergabung di PIK Remaja dapat menjadi remaja yang  sehat cerdas dan ceria yang mampu merencanakan masa depan yg lebih baik," pungkasnya.


Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024