Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan beban rumah sakit yang semakin ringan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan menjadi faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kesembuhan pasien COVID-19.
"Artinya, sebenarnya ini adalah gambaran bahwa beban layanan rumah sakit dan kesadaran masyarakat untuk segera mengakses layanan perawatan itu juga menjadi kunci dari kontribusi angka ini," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan berdasarkan data per 1 Juli 2020, tingkat kesembuhan sebesar 44 persen merupakan angka akumulasi secara nasional.
Namun demikian, jika dirinci lebih jauh ada lebih dari 13 provinsi di Indonesia yang tingkat kesembuhannya di atas 70 persen, bahkan ada yang sudah di atas 86 persen.
Sedangkan beberapa provinsi yang baru mencatatkan tingkat kesembuhan sekitar 12-13 persen juga masih ada. "Ini artinya angka (kesembuhan) di Indonesia itu akumulasi rata-rata dari keseluruhan provinsi," katanya.
Ia bersyukur persentase kesembuhan dari penyakit COVID-19 di Indonesia semakin meningkat dan mengindikasikan beberapa faktor yang mendorong kesembuhan itu, salah satunya adalah layanan perawatan yang sudah lebih bagus di rumah sakit.
Perhatian rumah sakit di dalam memberikan perawatan terhadap pasien, menurutnya, saat ini sudah semakin baik.
"Kalau kita lihat beban rumah sakit salah satu indikatornya adalah tingkat hunian rumah sakit di tempat tidurnya, rata-rata nasional sekitar 55,6 persen. Artinya, resources yang ada, sumber daya yang ada, tenaga kesehatan dan sebagainya bisa memberikan layanan perawatan secara optimal," katanya.
Faktor lain yang mendorong tingkat kesembuhan pasien COVID-19 adalah adanya kesadaran masyarakat yang juga semakin baik, sehingga pasien COVID-19 yang masuk ke rumah sakit pada umumnya adalah kasus-kasus yang ringan dan sedang.
"Enggak sampai berat dan untuk kelompok-kelompok yang memiliki komorbid sebelumnya, mereka sudah betul-betul menyadari bahwa mereka harus dilindungi bersama, sehingga yang jatuh sakit untuk kelompok-kelompok yang sudah dengan penyakit komorbid ini juga relatif lebih sedikit," katanya.
"Inilah yang menjadi faktor angka kesembuhan menjadi semakin banyak. Memang tidak akan cepat, karena pasti ada proses untuk menyembuhkan. Karena tidak mungkin hari ini masuk kemudian besok sudah sembuh, itu tidak mungkin. Saya kira ini faktor yang menentukan," tuturnya.
Yurianto menyebutkan tiga provinsi dengan angka kesembuhan tertinggi adalah Bangka Belitung sekitar 86,5 persen, Yogyakarta juga di atas 80 persen dan Lampung di atas 80 persen. "Untuk Bangka Belitung dalam dua pekan terakhir, tambahan kasus barunya tidak pernah di atas 10, bahkan beberapa hari terakhir normal tidak ada kasus, sama dengan Yogyakarta," kata Yurianto.
"Artinya, sebenarnya ini adalah gambaran bahwa beban layanan rumah sakit dan kesadaran masyarakat untuk segera mengakses layanan perawatan itu juga menjadi kunci dari kontribusi angka ini," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan berdasarkan data per 1 Juli 2020, tingkat kesembuhan sebesar 44 persen merupakan angka akumulasi secara nasional.
Namun demikian, jika dirinci lebih jauh ada lebih dari 13 provinsi di Indonesia yang tingkat kesembuhannya di atas 70 persen, bahkan ada yang sudah di atas 86 persen.
Sedangkan beberapa provinsi yang baru mencatatkan tingkat kesembuhan sekitar 12-13 persen juga masih ada. "Ini artinya angka (kesembuhan) di Indonesia itu akumulasi rata-rata dari keseluruhan provinsi," katanya.
Ia bersyukur persentase kesembuhan dari penyakit COVID-19 di Indonesia semakin meningkat dan mengindikasikan beberapa faktor yang mendorong kesembuhan itu, salah satunya adalah layanan perawatan yang sudah lebih bagus di rumah sakit.
Perhatian rumah sakit di dalam memberikan perawatan terhadap pasien, menurutnya, saat ini sudah semakin baik.
"Kalau kita lihat beban rumah sakit salah satu indikatornya adalah tingkat hunian rumah sakit di tempat tidurnya, rata-rata nasional sekitar 55,6 persen. Artinya, resources yang ada, sumber daya yang ada, tenaga kesehatan dan sebagainya bisa memberikan layanan perawatan secara optimal," katanya.
Faktor lain yang mendorong tingkat kesembuhan pasien COVID-19 adalah adanya kesadaran masyarakat yang juga semakin baik, sehingga pasien COVID-19 yang masuk ke rumah sakit pada umumnya adalah kasus-kasus yang ringan dan sedang.
"Enggak sampai berat dan untuk kelompok-kelompok yang memiliki komorbid sebelumnya, mereka sudah betul-betul menyadari bahwa mereka harus dilindungi bersama, sehingga yang jatuh sakit untuk kelompok-kelompok yang sudah dengan penyakit komorbid ini juga relatif lebih sedikit," katanya.
"Inilah yang menjadi faktor angka kesembuhan menjadi semakin banyak. Memang tidak akan cepat, karena pasti ada proses untuk menyembuhkan. Karena tidak mungkin hari ini masuk kemudian besok sudah sembuh, itu tidak mungkin. Saya kira ini faktor yang menentukan," tuturnya.
Yurianto menyebutkan tiga provinsi dengan angka kesembuhan tertinggi adalah Bangka Belitung sekitar 86,5 persen, Yogyakarta juga di atas 80 persen dan Lampung di atas 80 persen. "Untuk Bangka Belitung dalam dua pekan terakhir, tambahan kasus barunya tidak pernah di atas 10, bahkan beberapa hari terakhir normal tidak ada kasus, sama dengan Yogyakarta," kata Yurianto.