Kendari (ANTARA) - Perubahan cuaca yang ditandai dengan kencangnua ombak dan angin yang terjadi pascalebaran 2020 memengaruhi harga ikan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Sekarang ini sudah terang bulan. Biasanya sudah seperti ini kalau sudah musim angin timur harga ikan pasti mahal," kata Jumain, salah satu pedagang dan pemilik kapal ikan  di Kendari," Senin.

Hal itu juga ditegaskan oleh rekan seprofesi Jumain, La Unu, penjual ikan kelililng  mengaku sejak masa Corona  terjadi penurunan jumlah ikan untuk dijual ke kota Kendari, dan kalaupun ada harganya sangat tinggi.

Ia  menyebutkan dalam kondisi normal dia bisa membawa 2-3 gardus berisi berbagai jenis ikan, namun di tengah peralihan musim ini hanya bisa mengumpulkan hanya satu gardus dan harganya sangat mahal.

"Untuk ikan layang sama biasanya kami beli hanya REp400.000 hingga Rp500.000 per gardus, namun selama pandemic dibeli dengan harga Rp700.000 hingga Rp850.000," ujaranya.

Diketahui selain Kota Kendari, beberapa kabupaten kota di Sultra juga alami kemahalan harga ikan di pasaran seperti di Kota Baubau, Pasarwajo Kabupaten Buton, Muna di Kota Raha  juga dilaporkan mahal.

Harga ikan sejenisnya yang biasanya Rp35.000 per kilogram kini naik hingga Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

Bagi masyarakat di Kota Baubau, pada kondisi tertentu kurangnya stok ikan yang biasanya dari Kadatua Buton Selatan akan stabilkan harga ikan dari Pasarwajo Kabupaten Buton, demikan juga sebaliknya.

"Untuk kondisinya saat ini masih dalam masa peralihan musim, persediaan ikan dipasaran sedikit sementara permintaan tinggi, sehingga  hargapun ikut merangkak naik," tutupnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024