Makassar (ANTARA) - Pasien positif Coronavirus Disease (COVID-91) di Makassar, Sulawesi Selatan, per 15 Mei 2020, meningkat menjadi 547 kasus dari jumlah kasus per 14 Mei 2020 sebanyak 516 kasus, atau bertambah 31 orang terpapar virus tersebut.

"Sebenarnya Makassar ini kalau dilihat jumlahnya memang banyak. Tapi kan penurunananya juga banyak. Kita juga menerima klaster dari mana-mana. Kondisi penularannya juga menurun sekali, tinggal 283 yang dirawat," sebut Pejabat Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf, Jumat.

Data situs infocorona.makassar.go.id, yang dilansir pada 15 Mei 2020, tercatat jumlah pasien positif sebanyak 547 kasus, dimana yang sudah sembuh 225 orang, masih dirawat 283, dan meninggal dunia 39 orang.

Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 562 orang, dirawat 193 orang, sehat dan diperbolehkan pulang 291 orang serta meninggal dunia 73 orang. Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.099 orang, 952 selesai dipantau dan sisanya masih dipantau sebanyak 147 orang.

Sementara untuk data tingkat provinsi di 24 kabupaten kota yang dilansir, sejauh ini pasien positif ikut bertambah menjadi 871 kasus, masih dirawat 596 orang, pasien sembuh 313 orang dan meninggal dunia 52 orang.

Kemudian untuk status PDP sebanyak 1.353 orang, dalam proses perawatan 286 orang, sehat dan diperbolehkan 945 orang, meninggal dunia 122 orang. Status PDP 4.628 orang, masih dipantau 916 orang dan selesai dipantau 3.712 orang.

Yusran mengatakan, Pemkot Makassar tetap melakukan upaya-upaya secara massif dalam beberapa hari ini untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 melalui rapid tes massal di sejumlah tempat keramaian termasuk pasar-pasar.

"Kita lakukan massif, dalam dua sampai tiga hari kedepan. Nah itu kita hampir berasumsi nanti semua yang carrier (pembawa) kita sudah dapat. Kita mulai hari Senin ini," papar dia.

Rencananya, ada lima kecamatan di Kota Makassar, salah satunya Kecamatan Sangkarang di pulau akan dilaksanakan rapid tes massal guna memutus rangkaian penyebaran virus korona baru tersebut.

"Termasuk Kecamatan Sangkarrang, ada juga di sana itu (positif). Karena disitu ada kluster pesantren, santri, kan lebih dari 10 yang positif, enam masih di sana isolasi mandiri karena mereka perempuan," katanya.

Mengenai keberadaan santri perempuan masih bertahan di pulau Kodingareng itu, kata dia, tim kesehatan sudah melaksanakan rapid tes. Kalau hasilnya reaktif maka langsung dibawa ke hotel Swiss bell untuk diisolasi.

"Permintaannya dia hanya ingin jangan dicampur laki-laki, oke kita bersedia, makanya sudah diblok satu lokasi di hotel itu untuk perempuan semua. Karena laki-lakinya sudah semua. Tapi kita asumsi, itu episentrum dan mau perbaiki semua," papar dia.

Mantan Bappelitbangda Pemprov Sulsel itu mengemukakan, untuk jumlah penduduk di Pulau Kodingareng yang merupakan domisili anak Satri dari Temboro, diperkirakan mencapai empat ribuan. Soal penangananya akan ditracking atau dilakukan penelusuran siapa saja pernah kontak dengan mereka.

"Kan sudah ada rumusnya, tracking (ditelusuri) kontaknya, sudah ada pola untuk memastikan itu. Kita sudah memastikan di Kecamatan itu ada pola pola yang dijalankan," ungkapnya menambahkan.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024