Kendari (ANTARA) - Awal puasa Ramadhan 1441 hijriah di Kota Kendari, harga buah pisang di sejumlah pasar buah maupun pasar tradisional alami kenaikan dua kali lipat dari sebelumnya.
 
Pantaun di pasar Panjang Bonggoeya dan pasar buah di Wuawua, Kota kendari, Sabtu, harga pisang raja, pisang kepuk, pisang ambon dan pisang susu kini mencapai Rp25.000-Rp30.000 per sisir atau mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding sebelumnya yang hanya Rp10.000 hingga Rp15.000 per sisir.

Naiknya harga buah pisang di awal puasa tahun ini, dipicu kurangnya persediaan di tingkat pedagang pengecer yang biasanya diantar para pedagang pisang yang datang dari luar kota seperti dari Bombana dan pedagang pisang dari Konawe.

"Selama ada pengawasan di perbatasan kota, karena dampak dari virus Corona para pedagang pisang dari luar Kota kendari pun jarang yang membawa pisang masuk ke pasaran kota Kendari. Kalaupun ada pedagang yang membawa pisang hanya dalam jumlah terbatas," ujar Wania (45), pedagang buah pisang di pasar Bonggoeya.



Pedagang pisang lainnya di pasar Baruga Husen (43), mengatakan harga pisang terjadi kenaikan karena komoditas itu juga diperoleh sangat mahal mencapai ratusan ribu per tandang.

"Keperluan pisang untuk kebutuhan berbuka puasa cukup besar, hanya saja stoknya tidak seperti biasanya. Sekarang cukup mahal karena persediaan tidak begitu banyak," ujarnya.

Dikatakannya, meskipun dijual cukup mahal dari harga sebelumnya, tapi kebutuhan masyarakat akan pisang tersebut sangat tinggi selama puasa, karena kebanyakan ibu-ibu suka untuk buat kola pisang sebagai menu buka puasa.
  Selama memasuki puasa ramadhan, harga buah pisang naik dua kali lipat dari biasanya. Nampak penjual buah di pasar Wuawau Kendari. (foto Antara/Azis Senong)
Selain pisang yang alami kenaikan, juga harga kelapa muda mengalami kenaikan signifikan. Biasanya dijual Rp5.000 per biji kini didagangkan sebesar Rp10.000 per biji.

"Kalau pembeli mau membeli tiga biji kelapa muda kami kasi Rp20.000, tapi kalau hanya beli satu biji harganya tetap dijual Rp10.000 per biji," katanya.


 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024