Baubau (ANTARA) - Dua warga Kota Baubau, Sultra, masing-masing serorang ibu berumur 28 tahun yang baru melahirkan sepekan lalu dan pria cluster pekerja di salah satu kapal laut berusia 55 tahun memiliki status Covid-19 yang berbeda berdasarkan hasil penilaian medis dari dr Lukman.

Dalam keterangan tertulis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Baubau, yang diterima, Kamis, ibu asal Kecamatan Wolio terklarifikasi statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) sementara pria asal Betoambari tersebut terklarifikasi berstatus Orang Dalam  Pemantauan (ODP).

Sebelumnya, pada Rabu (15/4), dua warga ramai dibicarakan publik di media sosial.

dr Lukman yang juga Ketua Satgas Gugus Tugas Covid RSUD Kota Baubau menjelaskan, penetapan OTG bagi ibu tersebut berdasarkan defenisi OTG bahwa pasien adalah orang yang tidak bergejala, dan memiliki resiko tertular dari orang positif Covid-19. Sementara dari penyelidikan epidemologi yang diperoleh dari pasien tersebut, tidak jelas riwayat kontaknya, dengan orang yang positif Covid-19.

“Saya sendiri telah mengecek langsung kondisi ibu tersebut siang hari tadi setelah dilaporkan oleh dokter jaga di RSUD Baubau. Benar terklarifikasi jadi OTG. Dan sesuai prosedur perlakuan kita terhadap pasien, atau OTG dengan hasil Rapid test yang reaktif adalah karantina mandiri, dengan diikuti pemantauan ketat dari petugas surveilans di Puskesmas domisili,” kata dokter Lukman.

Sementara itu, terkait status pria asal Betoambari itu terklarifikasi statusnya sebagai ODP, setelah mendapat laporan dari petugas surveilans Dinas Kesehatan Baubau, karena diperoleh adanya riwayat demam dalam 14 hari terakhir.

“Berdasarkan defenisi operasional, bahwa ODP adalah orang yang mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius, atau riwayat demam, atau gejala gangguan sistem pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan pada 14 hari terakhir, sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal, atau orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan, seperti pilek, sakit tenggorokan, atau batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19,” ungkap dokter ahli penyakit dalam ini.

dr Lukman kembali menegaskan, kendati pria tersebut telah terklarifikasi statusnya sebagai ODP, namun pada hari Kamis (16/4), ia akan kembali menemui pria tersebut untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. 

Dalam waktu dekat pula, kedua warga tersebut akan diupayakan  pemeriksaan Swab tenggorokan dan selanjutnya dilakukan PCR.

Atas penetapan status kedua warga dimaksud, Ia juga telah melaporkan kepada Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Baubau, bertempat di Rujab Wali Kota. 

Beberapa pejabat yang hadir pada kesempatan itu diantaranya Sekda Kota Baubau, Dr Roni Muhtar, Asisten I Setda Kota Baubau,  Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Kepala Pelaksana BPBD Baubau, Direktur RSUD  Baubau, dan sejumlah tim dari Sekretariat Gugus Tugas Covid-19.

“Sebagai dokter Satgas Gugus Tugas Covid RSUD Kota Baubau, saya mengajak kepada segenap tenaga medis; baik dokter, perawat, tim surveilans, yang berada di seluruh wilayah Kota Baubau untuk tetap waspada, selalu semangat, dan tetap saling mengingatkan, serta saling mendukung dalam upaya memutus rantai persebaran Covid-19 di kota ini,” imbau dokter Lukman.

Sementara itu, Wali Kota Baubau menyikapi kondisi ini usai pertemuan tersebut, menyatakan secara tegas bila Pemerintah Kota Baubau sangat serius dalam upaya penanggulangan memutus mata rantai pesebaran Covid-19 di kota ini. 

“Karena itu, sebagai kepala daerah, saya mengajak kita semua untuk tetap tenang, tidak panik berlebihan, namun tetap waspada seraya terus berdoa agar penyebaran Covid-19 ini segera berakhir, dan kita bisa melaksanakan aktivitas sebagaimana biasanya,” tandas AS Tamrin.

Wali kota juga mengapresiasi kinerja para dokter, segenap tim medis dan paramedis, bidan TNI-Polri, Camat, Lurah, serta segenap stakeholder lainnya yang telah mendedikasikan diri dan menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.

“Saya juga berharap kita semua  bersikap arif dan bijak terhadap  informasi-informasi yang berkembang  di media sosial, dan pemberitaan umumnya. Terkait Covid-19, informasi resminya berasal dari Gugus Tugas, atau pihak yang secara resmi dipercayakan pemerintah untuk menyampaikannya,” tegas Wali Kota. 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024